Kementan Pastikan Stok Pupuk Subsidi Aman, Percepatan Tanam Berjalan Lancar

pupuk-sawit

Sawit Notif – Menjelang Musim Tanam I Oktober–Maret (OKMAR) 2025, pemerintah memastikan kebutuhan pupuk bersubsidi tetap terjamin. Kepastian ini menjadi angin segar bagi petani, sebab ketersediaan pupuk menjadi penentu utama keberhasilan produksi pangan.

Dilansir dari psp.pertanian.go.id, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah, mengungkapkan bahwa alokasi pupuk bersubsidi tahun 2025 mencapai 9,55 juta ton. Jumlah tersebut, menurutnya, cukup untuk memenuhi kebutuhan petani hingga akhir tahun.

“Kalau muncul isu kelangkaan, itu tidak benar. Distribusi pupuk memang dilakukan bertahap mengikuti jadwal tanam petani. Kami juga terus menyempurnakan sistem e-RDKK supaya distribusi lebih akurat, transparan, dan tepat sasaran,” jelas Andi saat memberikan keterangan di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Untuk memperkuat sistem penyaluran, pemerintah menerapkan regulasi baru melalui Perpres Nomor 6 Tahun 2025 dan Permentan Nomor 15 Tahun 2025. Aturan tersebut memperkenalkan mekanisme titik serah, yakni jalur distribusi yang lebih singkat dari produsen langsung ke distributor, kemudian ke kios pengecer, gapoktan, maupun koperasi desa. Andi menjelaskan, skema ini dirancang agar pupuk sampai lebih cepat ke tangan petani, sekaligus mempermudah pengawasan pemerintah.

“Dengan sistem titik serah, jalur distribusi jadi lebih pendek, kontrol lebih mudah, dan petani bisa memperoleh pupuk tepat waktu. Peran pengecer tetap ada, malah diperkuat lewat simpul distribusi baru ini,” katanya.

Selain jalur distribusi, kemudahan penebusan pupuk juga menjadi perhatian. Kini, petani cukup menunjukkan KTP karena data penerima sudah terintegrasi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) melalui sistem e-RDKK. Bahkan, jika petani berhalangan, penebusan bisa diwakilkan oleh anggota keluarga atau kelompok tani.

Mukayat, anggota Kelompok Tani Anugrah Tani di Desa Sidomulyo, Blora, merasakan langsung manfaat sistem baru ini.

“Sekarang lebih mudah. Bisa pakai Kartu Tani, kalau tidak ada cukup KTP. Tidak perlu bolak-balik ke bank. Kalau ada yang belum dapat tahun ini, masih bisa dibuka lagi setiap empat bulan,” ujarnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa ketersediaan pupuk adalah prioritas utama pemerintah. Ia menyebut pupuk sebagai kebutuhan mendasar yang menentukan keberhasilan produksi pangan nasional.

“Pemerintah hadir memastikan distribusi pupuk berjalan lancar dan tepat sasaran. Stok tersedia cukup, tinggal bagaimana kita menggunakannya dengan bijak agar hasil panen meningkat dan target produksi tercapai,” tegasnya.

Amran menambahkan, dukungan pemerintah tidak hanya berhenti pada penyediaan pupuk. Percepatan tanam juga terus didorong agar petani dapat memaksimalkan musim tanam dan mengantisipasi perubahan iklim. Dengan jaminan pupuk dan jadwal tanam yang tepat, ia optimistis produksi pertanian Indonesia tetap terjaga bahkan bisa meningkat.

Bagi petani, kepastian pupuk bersubsidi adalah bentuk perlindungan nyata dari negara. Ketersediaan pupuk tidak hanya berdampak pada kelancaran tanam, tetapi juga pada rasa aman mereka dalam berusaha tani. Dengan mekanisme baru yang lebih sederhana, petani berharap distribusi semakin merata hingga ke pelosok desa. (AD)(SD)(DK)