Proses penanaman kelapa sawit membutuhkan usaha dan waktu yang cukup panjang. Salah satu hal yang diperlukan dalam penanaman kelapa sawit adalah pemupukan. Pemupukan merupakan proses budidaya yang harus diperhatikan oleh pekebun. Sebab, pemberian pupuk yang benar dan sesuai dapat meningkatkan kualitas tanaman, dan meningkatkan kualitas volume hasil panen.
Dalam proses pemupukan, para pekebun kerap menggunakan merek tertentu. Namun, pekebun tidak memperhatikan dampak dari pemakaian pupuk kimia yang berkepanjangan mengakibatkan struktur tanah padat dan keras (tidak gembur lagi) tanah tidak mampu menyerap air sehingga pH tanah menjadi asam. Ketika pH tanah asam, dekomposisi bahan organik tanah menjadi terganggu, mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman menjadi musnah atau mati. Agroekosistem yang rusak, merupakan lingkungan yang sangat disenangi oleh hama dan penyakit tanaman kelapa sawit. Dalam keadaan ini juga, hama penyakit lebih tahan terhadap lingkungan yang ekstrem dengan daya bunuh tanaman yang tinggi.
Oleh karena itu, kondisi kebun akan memburuk jika tidak secepatnya diselamatkan. Maka dari itu, diperlukannya pupuk yang berkualitas dalam mewujudkan kebun kelapa sawit yang sehat. Pupuk yang berkualitas adalah pupuk yang dapat memperbaiki keasaman tanah dan merangsang perakaran sehingga proses pemupukan kelapa sawit bisa berjalan dengan baik.
Dalam hal ini, PT Propadu Konair Tarahubun (Plantation Key Technology/PKT) sebagai pelopor industri teknologi perkebunan, memperkenalkan teknologi Multi Organic Alkali Fertilizer (MOAF®), yang bertujuan untuk mengatasi kendala atau permasalahan pekebun, khususnya di bidang produksi panen kelapa sawit secara kuantitas dan kualitas.
Kelebihan Pemakaian Pupuk MOAF®
1. Meningkatkan Ph Tanah
Kelebihan Pupuk MOAF® salah satunya yaitu dapat meningkatkan pH tanah, sedangkan pupuk konvensional lainnya dapat menurunkan pH tanah menjadi asam, pH yang rendah dapat menciptakan lingkungan yang cocok untuk berkembang biak hama penyakit. Reaksi MOAF® jauh lebih cepat dan bersifat lebih tahan lama dan stabil.
2. Penyerapan Unsur Hara Lebih Baik
Pelepasan nutrien dalam pupuk MOAF® dapat terkontrol sehingga dapat diaplikasi pada saat musim hujan maupun musim kemarau, dimana pupuk dapat mengikat agregat tanah sehingga penyerapan unsur hara dapat lebih baik, strukur tanah lebih stabil dan dapat menyerap air secara maksimal.
Pupuk konvensional lainnya cenderung lebih cepat menguap pada saat musim kemarau dan mudah terbawa air pada saat musim hujan, sehingga unsur hara yang seharusnya dapat diserap oleh perakaran secara maksimal menjadi berkurang. Terlebih pada jenis tanah spodosol dapat mengakibatkan tanah menjadi keras dan padat, penyerapan air kurang maksimal, serta dapat merusak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman.
3. Ramah Lingkungan
Pupuk MOAF® ramah lingkungan pada cuaca yang ekstrem (1 – 2 musim kemarau) tidak merusak fungsi perakaran & tidak terjadi plasmolisis pada perakaran tanaman serta pupuk yang ditabur dalam piringan masih dapat diserap. Pupuk konvensional lainnya tidak ramah lingkungan, dimana dapat meninggalkan residu bahan kimia yang dapat mematikan perakaran bahkan koloid tanah dapat mengikat logam berat menyatu dengan pupuk kimia yang ditaburkan sehingga tidak bisa diserap unsur hara secara maksimal oleh perakaran tanaman, sehingga terjadi defisiensi hara yang akut.
4. Formulasi yang berbeda-beda dalam setiap perkebunan
Pupuk sawit yang diproduksi oleh PKT (Plantation Key Technology) memiliki formulasi yang berbeda-beda dalam setiap perkebunan, dikarenakan kebutuhan setiap tanaman pasti berbeda. Oleh karena itu PKT terlebih dahulu melakukan survey, analisa sampel akar, tanah dan daun, untuk mengetahui unsur hara yang dibutuhkan dan serangan hama penyakit yang ada pada tanaman. MOAF® menyesuaikan kebutuhan tanaman sehingga tepat nutrisi serta membuat akar lebih cepat menyerap nutrisi.
Sedangkan Pupuk konvensional diproduksi secara masal, tidak ada spesifikasi khusus kepada semua perkebunan. Semua jenis tanah dan jenis tanaman dianggap sama karena tidak ada kegiatan survey seperti analisa akar, tanah dan daun tanaman terlebih dahulu. Akar tidak mampu menyerap unsur hara karena terinfeksi penyakit, namun formulasi pupuk kimia tidak ada perubahan, sehingga reaksi pupuk kimia tidak maksimal dalam penyerapan oleh perakaran tanaman yang menyebabkan kondisi tanaman melemah dan mudah diinfeksi dan diserang oleh hama penyakit tanaman.
5. Mempercepat dan meningkatkan hasil produksi panen sawit
Kelebihan berikutnya adalah mempercepat dan meningkatkan hasil produksi panen sawit dengan kualitas bobot yang baik serta peningkatan rendemen atau ekstraksi minyak produksi panen. Teknologi MOAF® juga merupakan syarat mutlak bagi perkebunan yang ingin mengendalikan serangan hama dan penyakit.
Tata Cara Pengaplikasian Pupuk
Karena banyak praktisi perkebunan mengambil langkah yang salah dalam mengaplikasikan pupuk berbasis kimia dan biologi dengan cara tidak tepat secara terus menerus. Kemudian, hal ini membuat ekosistem semakin parah dan keragaman hayati dalam tanah menurun sangat drastis.
Maka, agar dapat mencapai produksi maksimal nantinya, PT Propadu Konair Tarahubun (Plantation Key Technology/PKT) yang bergerak di bidang teknologi sawit, tidak hanya menciptakan pupuk organik, tetapi juga membasmi hama dan penyakit, dan selalu melakukan survey dan research dahulu dalam menentukan apa yang dibutuhkan oleh kebun.
Pupuk MOAF® diformulasi khusus guna meningkatkan produksi yang cukup signifikan, menjaga kesehatan tanah dan meminimalisir serangan hama dan penyakit. Maka, takaran pemberian pupuk yang tepat adalah menyesuaikan umur tanaman kelapa sawit dan kondisi lahan.
Namun berdasarkan pengalaman pada umumnya, untuk tanaman yang berusia 0 hingga 3 tahun dapat diberikan pupuk MOAF® yang diformulasi khusus oleh PKT dengan dosis 1-2 kg per tanaman, 2 kali dalam setahun sedangkan untuk tanaman yang berusia di atas 3 tahun adalah sekitar 2 hingga 2.5 kg, 2-3 kali dalam setahun.
Mengingat Indonesia adalah negara penghasil dan pengekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) terbesar di dunia, budidaya kelapa sawit perlu mendapatkan perhatian besar. Kelapa sawit memiliki berbagai manfaat seperti bahan dasar minyak goreng, bahan utama industri sabun, kosmetik, maupun makanan. CPO juga hadir sebagai bahan bakar alternatif biodiesel di tengah menipisnya cadangan minyak dunia.
Di tengah kebutuhan dunia akan produk olahan kelapa sawit, sudah tentu Indonesia berusaha memenuhinya dengan meningkatkan produksi dan kualitas kelapa sawit. Peningkatan tersebut dimulai dari proses tanam dan pemeliharaan tanaman. Oleh karenanya, setiap unsur dalam proses tersebut perlu diperhatikan dengan benar. Dengan penanaman dan pemeliharaan cara yang benar, tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan maksimal dan memberikan keuntungan yang berlimpah bagi produsen.
Dalam proses budidaya sawit, penggunaan pupuk adalah faktor krusial. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pemberian pupuk pada tanaman sawit, mulai dari dosis, jenis, hingga bahan yang terkandung dalam pupuk. Meski kita menggunakan pupuk berkualitas premium, kita tetap tak bisa sembarangan dalam menggunakannya. Sebab, kita juga perlu mempertimbangkan aspek kesuburan, kondisi tanah, pertumbuhan tanaman, produktivitas tanaman, dan varietas tanaman yang digunakan. Beda varietas dan kondisi tanah akan berbeda pula kebutuhan pupuk akan tanaman tersebut. Karena itu, pemberian pupuk tidak bisa dilakukan sembarangan jika kita mengharapkan hasil panen yang berkualitas dan maksimal. Apapun jenis pupuk yang kita gunakan, kita harus mengaplikasikannya sesuai anjuran pemakaian.
Bagi perusahaan perkebunan yang memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai pupuk yang tepat untuk kelapa sawit di lahan mineral maupun lahan gambut bisa Kunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami 0821-2000-6888.
4 Comments on “Kelebihan Pupuk MOAF® Dibandingkan Pupuk Konvensional Lainnya untuk Kelapa Sawit”
Comments are closed.