Lahan gambut adalah salah satu jenis tanah yang terbentuk dari material organik Di Indonesia, lahan dengan karakteristik tanah gambut banyak dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan sawit. Lahan gambut terbentuk akibat penumpukan material organik pada suatu lahan, sehingga dekomposisi atau penguraiannya tidak sempurna lalu mengalami pelapukan.
Lahan gambut juga bermanfaat sebagai penambat karbon, menjaga lingkungan dari perubahan iklim, mengurangi dampak buruk banjir dan kemarau, menunjang perekonomian, dan sebagai habitat alami berbagai keanekaragaman hayati. Akibat manfaat inilah, tanaman kelapa sawit sangat cocok untuk dibudidayakan pada jenis tanah gambut.
Jenis-Jenis Tanah Gambut di Indonesia
Karena ada keterkaitan dengan lokasi serta faktor alam dimana area gambut berada maka di tanah air Indonesia terdapat 4 jenis gambut, yaitu:
1. Gambut Dangkal
Lahan gambut dangkal adalah jenis tanah dengan ketebalan maksimal 50 cm dan masa pembentukan gambut ini berkisar 1 sampai 5 tahun.
2. Gambut Sedang
Untuk ketebalan tanah gambut sedang adalah berkisar antara 50 cm sampai 200 cm dengan lama masa pembentukan sekitar 5 sampai 10 tahun.
3. Gambut Dalam
Lahan gambut jenis ini memiliki ketebalan tanah berkisar antara 200 cm sampai 300 cm dengan masa pembentukan paling cepat 10 tahun.
4. Gambut Sangat Dalam
Selanjutnya adalah jenis gambut yang level ketebalannya melebihi 300 cm. Tingkat ketebalan tersebut dapat tercapai dengan masa pembentukan yang cukup lama, yaitu lebih dari 50 tahun. Jenis tanah gambut ini termasuk yang berbahaya karena kandungan karbonnya sangat tinggi.
Karakteristik Tanah Gambut
Tanah Gambut sangat berbeda dengan karakteristik jenis tanah lainnya, perbedaan yang dapat terlihat antara lain:
- Tanah gambut tidak mampu menopang beban berat karena terbentuk dari tumpukan sampah organik yang mudah amblas.
- Lahan di tanah gambut memiliki daya dukung (bearing capacity) yang rendah akibat tingkat kepadatannya juga rendah.
- Gambut adalah jenis tanah yang mudah terbakar dan jika terbakar akan sulit dipadamkan. Hal tersebut karena teksturnya yang terbuat dari tumpukan sampah organik yang memiliki kelembapan sangat rendah sehingga gampang kering.
- Gambut juga bersifat irreversible (susah balik) yang berarti ketika gambut mengalami kekeringan total atau kehilangan kadar air maka tidak bisa lagi kembali ke kondisi seperti semula.
- Kemampuan menyimpan air tanah gambut adalah tiga kali lipat dari bobot aslinya.
- Kandungan hara di dalam tanah gambut sangat rendah sehingga jika dimanfaatkan sebagai lahan pertanian membutuhkan pengolahan yang sangat rumit.
Lahan Gambut bagi Perkebunan Sawit Indonesia
Seiring berjalannya waktu, terjadi lonjakan permintaan akan kebutuhan CPO di tingkat dunia. Hal ini bersamaan dengan terjadinya kenaikan akan kebutuhan bagi pengembangan bio energi serta industri turunannya yang menjadi alternatif bahan bakar.
Keadaan inilah yang kemudian mendorong para investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk mendirikan lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Efek dari fenomena ini adalah munculnya kebutuhan lahan yang lebih luas lagi untuk mewujudkannya.
Karena terbatasnya jumlah lahan mineral guna pengembangan perkebunan kelapa sawit, maka para investor melirik keberadaan lahan gambut. Jenis lahan ini dinilai memiliki potensial guna mengembangkan sektor industri perkebunan kelapa sawit.
Tantangan Lahan Gambut Dijadikan Areal Perkebunan Kelapa Sawit
Dari berbagai penelitian intensif yang diselenggarakan oleh banyak para ahli perkebunan, karakteristik lahan gambut ternyata cocok untuk tanaman kelapa sawit. Akan tetapi, terdapat juga beberapa tantangan bagi para petani sawit di lahan gambut, yaitu:
- Tanah gambut memiliki kandungan emisi CO2 yang tinggi.
- Terjadi penurunan level tanah pada tanah jenis gambut.
- Mudah banjir sehingga akan menurunkan produktivitas.
- Memerlukan waktu serta usaha yang cukup banyak dalam proses penanaman sawit.
- Membutuhkan proses pemberian pupuk yang tepat serta sesuai demi pencapaian kualitas serta volume panen.
Dari berbagai tantangan tersebut, para petani perlu melakukan pemupukan yang tepat dan sesuai kebutuhan tanaman. Petani juga harus selektif dalam memilih jenis pupuk karena penggunaan pupuk kimia yang berkepanjangan akan menimbulkan kerugian masa panjang.
Akibat negatif dari pupuk kimia juga dapat mengubah pH tanah pun menjadi asam serta tidak mampu menyerap air dengan baik. Dampak lanjutannya, terjadi dekomposisi pada bahan organik tanah sehingga keberadaan mikroorganisme yang bermanfaat di dalam tanah pun menjadi terganggu.
Kemudian akan mengakibatkan agroekosistem menjadi rusak sehingga meningkatkan potensi datangnya hama serta penyakit bagi tanaman kelapa sawit. Salah satunya adalah penyakit busuk batang sehingga dibutuhkan biofungisida Ganoderma untuk mengatasinya.
Pupuk MOAF® dan CHIPS® untuk Lahan Gambut Perkebunan Sawit
Maka dalam hal ini, Plantation Key Technology (PKT) menyarankan pihak perkebunan kelapa sawit yang ingin melakukan budidaya sawit menggunakan pupuk MOAF® dan CHIPS® sebagai teknologi pengendali hayati yang dapat membantu menekan laju perkembangan Ganoderma.
Pupuk MOAF® menjadi salah satu solusi dalam memenuhi unsur hara yang dibutuhkan oleh masing-masing tanaman. Pupuk ini memiliki beberapa keunggulan yang diantaranya:
1. Perbaikan pH Tanah
Tanah yang terlalu asam dapat menghambat pertumbuhan vegetatif dan generatif, serta dapat menciptakan lingkungan yang cocok untuk hama dan patogen berkembangbiak. Selain itu, pupuk yang Anda aplikasikan tidak akan mudah terserap diserap oleh perakaran tanaman sebab akan terikat oleh logam-logam berat di dalam tanah.
Sehingga, perakaran tanaman tidak bisa menyerap unsur hara yang diberikan dan menjadi toksin bagi lingkungan tanah, air dan udara. Mengatasi persoalan tersebut, Plantation Key Technology (PKT) memberikan pupuk MOAF® yang diformulasikan secara khusus untuk tiap areal perkebunan berbeda.
Dengan memberikan pupuk MOAF® yang sesuai kebutuhan tanaman, pupuk ini dapat bermanfaat untuk menetralisir tingkat keasaman dan memperbaiki pH tanah.
2. Diformulasi Secara Khusus Sesuai dengan Kebutuhan Masing-masing Tanaman
Pupuk MOAF® diformulasi sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi perkebunan. Dengan riset dan pengalaman puluhan tahun, menjadikannya sebagai solusi pemupukan yang ramah lingkungan, tepat, efektif, efisien, dan menghasilkan produksi maksimal.
Pupuk MOAF® juga hadir dalam formula khusus untuk setiap perkebunan kelapa sawit yang berbeda. Mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap serta seimbang dengan tujuan mendorong peningkatan hasil produksi, berat tandan, serta mengatasi defisiensi unsur hara.
Kelebihan lain dari pupuk MOAF® adalah dapat diformulasi secara khusus untuk tanaman dari tahapan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) sampai dengan TM (Tanaman Menghasilkan) pada berbagai jenis kondisi lahan (mineral, gambut, berpasir, dan lainnya).
3. Mempercepat Peningkatan Hasil Produksi
Formulasi pupuk MOAF® yang tepat dan sesuai kebutuhan tentunya akan menimbulkan dampak positif berupa percepatan sekaligus peningkatan produksi hasil panen. Kualitas sekaligus bobot tanaman juga ikut meningkat karena tercukupinya kebutuhan unsur hara makro dan mikro.
4. Ramah Lingkungan
Kelebihan pupuk MOAF® adalah mengandung bahan-bahan yang ramah lingkungan dan pada saat diaplikasikan pada perkebunan kelapa sawit tidak akan meninggalkan residu bahan kimia seperti pupuk anorganik lainnya. Pupuk MOAF® juga tidak mematikan sistem perakaran dan tidak menyebabkan koloid tanah akibat unsur yang terkandung di dalam pupuk MOAF® tidak berikatan dengan logam berat di dalam tanah.
Penutup
Jika Anda berencana untuk memanfaatkan lahan gambut menjadi areal perkebunan tanaman kelapa sawit maka jangan lupa memperhatikan beberapa hal di atas.
Bagi perusahaan perkebunan sawit yang ingin bertanya langsung tentang teknik pemupukan sawit yang tepat dan ingin memiliki pupuk sawit berkualitas dapat menghubungi whatsapp kami 0821-2000-6888 atau mengunjungi website kami www.pkt-group.com.
FAQ
1. Apakah lahan gambut cocok bagi tanaman kelapa sawit?
Cocok, asalkan dikelola dengan baik. Tanah gambut memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan tanah lainnya. Titik kunci dari baik tidaknya atau cocok tidaknya tanah gambut untuk kelapa sawit adalah pengelolaan. Pemberian pupuk yang baik dapat mengoptimalkan hal tersebut. Mengingat tanah gambut termasuk tanah marginal maka saat ini banyak perusahaan dan petani kelapa sawit yang tertarik menanam kelapa sawit di tanah gambut.
2. Bagaimana kondisi tanah yang baik dan cocok digunakan untuk menanam kelapa sawit?
Ada beberapa karakteristik yang penting untuk diperhatikan dalam menanam kelapa sawit, antara lain: ketebalan lapisan tanah, minimnya potensi genangan yang terjadi di atasnya tanah, dan unsur hara yang mempengaruhi kesuburan tanah. Dengan tiga hal tersebut, kelapa sawit dapat dipastikan tumbuh. Optimalisasi pertumbuhan kelapa sawit dapat dilakukan dengan mengaplikasikan pupuk dengan benar dan mengendalikan OPT yang dapat mengganggu perkembangan tanaman kelapa sawit.
3. Apa yang harus dilakukan agar tanah gambut subur dan dapat ditanami kelapa sawit?
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk menyuburkan tanah gambut adalah memberikan pupuk yang sesuai dengan jenis kondisi tanah dan mampu menetralisir pH tanah. Pupuk yang paling direkomendasikan adalah pupuk MOAF® dari PKT.