Sawit Notif – BJR (Berat Jenis Rata-rata) merupakan salah satu parameter penting dalam perkebunan kelapa sawit, terutama untuk menentukan produktivitas tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan. Sepenting apa menghitung BJR sawit dalam tiap blok kebun tanaman? Dapat dibilang menghitung BJR menjadi hal penting sebab memberi banyak manfaat bagi peningkatan produksi. Sebelumnya kita sudah membahas Cara Menghitung Berat Janjang Rata-Rata (BJR) Kelapa Sawit, namun kali ini kita akan membahas hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung BJR Kelapa Sawit.
Adapun manfaat menghitung BJR kelapa sawit agar hitungan taksasi panen lebih valid. Apa itu taksasi panen? Taksasi panen sawit adalah salah satu cara untuk melakukan estimasi atau perkiraan hasil berdasar luas kebun dalam kurun waktu tertentu.
Hitungan sebelum panen yang benar berguna untuk menjadi pertimbangan saat perencanaan saat panen, setelah panen dan pengolahan kelapa sawit kedepannya. Sederhananya, hitungan BJR bermanfaat untuk menganalisa produksi dan potensi panen sawit Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung BJR kelapa sawit:
1. Definisi dan Tujuan Pengukuran
Definisi: BJR adalah berat rata-rata tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan per pohon atau blok kebun tertentu.
Tujuan: Digunakan untuk mengukur produktivitas kebun, merencanakan panen, dan memperkirakan hasil produksi.
2. Metode Pengambilan Sampel
Pastikan sampel yang diambil representatif, baik dari segi jumlah pohon maupun tandan buah segar.
Jumlah Sampel: Biasanya ditentukan berdasarkan ukuran blok atau lahan (misalnya 10% dari populasi pohon dalam blok).
Pilih sampel secara acak dari seluruh area kebun untuk menghindari bias.
3. Penimbangan TBS
TBS yang ditimbang harus dalam kondisi segar (baru dipanen) untuk mendapatkan berat yang akurat. Hindari menimbang tandan yang rusak atau tidak sesuai standar kualitas. Perhitungan dengan melakukan timbang dahulu pada area afdeling, sebab bisa jadi blok berbeda dari tahun tanamnya. Tahun tanam yang berbeda maka hasil BJR juga akan berbeda.
Apabila beda tahun tanam, membutuhkan penimbangan di kebun terlebih dahulu sebelum menuju pabrik sawit guna penimbangan selanjutnya. Cara menghitung BJR kelapa sawit perkebunan ini kadangkala menjadi kendala karena harus muat TBS (Tandan Buah Segar) ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) pada tahun tanam yang berbeda.
4. Frekuensi Pengukuran
Lakukan pengukuran BJR secara berkala (misalnya, setiap bulan) untuk memantau perubahan produktivitas akibat musim, pemupukan, atau perawatan sawit.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi BJR
Umur tanaman: Tanaman muda cenderung menghasilkan tandan lebih kecil.
Kondisi tanah dan iklim: Kesuburan tanah dan curah hujan memengaruhi ukuran tandan.
Pemeliharaan kebun: Pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama penyakit berdampak langsung pada ukuran tandan.
Varietas kelapa sawit: Varietas unggul biasanya memiliki BJR yang lebih tinggi.
6. Standar BJR
Setiap kebun mungkin memiliki standar BJR yang berbeda. Umumnya, BJR kelapa sawit berkisar antara 6–12 kg per tandan, tergantung pada kondisi tanaman dan pemeliharaan.
7. Dokumentasi dan Analisis
Catat hasil perhitungan BJR untuk setiap blok kebun dan bandingkan dengan data sebelumnya.
Analisis data untuk mengidentifikasi pola atau masalah yang memengaruhi produktivitas.
8. Peralatan yang Digunakan
Timbangan dengan akurasi tinggi. Buku catatan atau aplikasi digital untuk mencatat data berat dan jumlah tandan. Dengan memperhatikan hal-hal di atas, perhitungan BJR dapat dilakukan secara akurat, membantu pengelolaan kebun lebih efisien dan meningkatkan jumlah panen sawit.(AD)
Bagi perusahaan yang ingin memulai bisnis kelapa sawit atau memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.