Sawit Notif – Baru-baru ini muncul isu terkait Dana Bagi Hasil (DBH) sawit yang katanya dana tersebut digunakan untuk pengembangan sektor hilir sawit di daerah. Namun, Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor menepis isu yang beredar dengan mengatakan bahwa Dana DBH tidak untuk pengembangan sektor hilir sawit di daerah.
Mengutip Infosawit.com, Isran Noor tidak menyetujui usulan terkait dana DBH dipakai untuk pengembangan sektor hilir sawit di daerah. Lantaran, selama ini daerah penghasil minyak sawit tidak memperoleh apa-apa. Namun, setelah ada DBH muncul keributan seperti diusulkan dananya untuk pembangunan biodiesel dan replanting.
Isran Noor mengatakan, “Dana tersebut diperlukan untuk percepatan pembangunan infrastruktur,” terangnya.
Meski demikian, ia tidak menentang upaya penggunana biodiesel sawit 35% ke minyak solar atau yang disebut B35 sebagai alternatif BBM. Dalam hal ini dirinya mendukung pembangunan pabrik-pabrik untuk membuat B35 di wilayah Kaltim. Menurutnya, hal ini akan menjadi peluang investasi baru bagi para pengusaha kelapa sawit di Kaltim.
Isran juga menawarkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kutai Timur sebagai kawasan yang tepat untuk mendirikan pabrik hiliri kelapa sawit. Isran mengatakan bahwa KEK MBTK memiliki potensi yang besar. Sebab, dekat dengan sumber yang dijadikan bahan baku, dan arena di sana juga banyak tanaman kelapa sawit.
Maka itu, Isran menegaskan untuk pengembangan industri Biodiesel tidak perlu menggunakan DBH yang selama ini sudah diperjuangkan beberapa daerah penghasil sawit. Karena menurutnya, DBH harus diserahkan ke kabupaten/kota yang daerahnya menghasilkan kelapa sawit.
Sumber: Infosawit.com