Sawit Notif – Keberhasilan produksi kelapa sawit seringkali terhambat oleh berbagai hama, salah satunya adalah tikus (Rattus spp.). Tikus dikenal sebagai hama yang sangat merugikan karena perilakunya yang destruktif terhadap tanaman kelapa sawit, baik di fase pembibitan, pertumbuhan, maupun produksi.
Tikus sering menyerang tanaman kelapa sawit, terutama di perkebunan yang memiliki kondisi lingkungan yang mendukung, seperti keberadaan semak-semak, dan tumpukan pelepah kelapa sawit yang menjadi sarangnya. Tikus yang sering menyerang kelapa sawit adalah Rattus tiomanicus.
Dampak Negatif Serangan Tikus pada Kelapa Sawit
1. Kerusakan pada Tanaman Menghasilkan
Tikus memakan buah kelapa sawit yang masih muda maupun yang sudah matang yaitu dengan cara memakan daging buah dan inti buah. Sehingga menyebabkan penurunan hasil produksi lebih kurang 7% dari total seluruh hasil panen. Di sisi lain buah yang sudah mengalami luka akibat gigitan tikus menyebabkan naiknya asam lemak bebas pada saat buah diolah di pabrik. Tikus juga memakan bunga jantan yang menyebabkan berkurangnya populasi kumbang EK pada serangan berat,
2. Kerusakan pada Bibit dan TBM
Tikus sering merusak bibit kelapa sawit dengan memakan bagian batang, atau daun muda. Serangan pada bibit dan TBM kelapa sawit dapat menyebabkan kematian.
Strategi Pengendalian Tikus pada Kelapa Sawit
Pengendalian pada hama tikus secara garis besar bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pengendalian biologis dan pengendalian kimiawi. Di Perkebunan kelapa sawit selalu mengutamakan pengendalian biologis agar tidak merusak lingkungan. Namun jika pengendalian biologis tidak berhasil dan tingkat serangan hama tikus tinggi maka akan segera lakukan pengendalaian secara kimiawi.
1. Pengendalian Biologis
Memanfaatkan predator alami seperti burung hantu (Tyto alba). Burung hantu dikenal efektif dalam memangsa tikus, sehingga dapat mengurangi populasi tikus secara alami.
2. Pengendalian Kimiawi
Menggunakan racun tikus (rodentisida) secara bijaksana dan terkontrol untuk membasmi populasi tikus. Namun, metode ini perlu dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari keracunan pada satwa lain dan pencemaran lingkungan.
3. Pengelolaan Kebun yang Baik
Dengan rotasi perawatan yang teratur maka lahan semak bisa dikurangi sehingga bisa menghilangkan sarang tikus.
4. Monitoring Populasi Tikus
Menerapkan ssstem Early Warning System (EWS) terhadap serangan hama tikus sehingga populasi hama tikus selalu terkontrol.
Kesimpulan
Serangan tikus yang tinggi dapat menyebabkan penurunan produktivitas kebun kelapa sawit, yang berdampak langsung pada pendapatan petani atau perusahaan perkebunan. Selain itu, biaya untuk pengendalian tikus juga dapat meningkatkan biaya operasional. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan terpadu dalam pengendalian tikus, mulai dari metode biologis, hingga kimiawi, dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan. Dengan pengelolaan yang baik, ancaman tikus dapat diminimalkan, sehingga produktivitas kelapa sawit tetap optimal. (DK)(AD)(SD)(NR).