Sawit Notif – Basal Stem Rot (BSR) adalah salah satu penyakit paling merugikan dalam budidaya kelapa sawit. Penyakit ini disebabkan oleh Ganoderma boninense, sejenis jamur patogen tanah yang menyerang jaringan batang dan akar kelapa sawit. Serangan BSR dapat menyebabkan penurunan produksi hingga kematian tanaman, sehingga mengancam produktivitas perkebunan. Artikel ini membahas penyebab, gejala, dan langkah pengendalian BSR secara mendalam.
Penyebab Basal Stem Rot
Jamur Ganoderma boninense merupakan patogen utama yang menyebabkan BSR. Jamur ini berkembang biak melalui spora yang menyebar di tanah, residu tanaman, dan alat-alat perkebunan yang terkontaminasi. Faktor yang meningkatkan risiko serangan BSR meliputi:
- Lingkungan Tanah: Tanah yang padat, buruk drainasenya, atau kaya bahan organik yang membusuk.
- Residu Tanaman: Sisa-sisa batang dan akar kelapa sawit lama sering menjadi sumber inokulum.
- Kerentanan Tanaman: Kelapa sawit yang lemah atau tua lebih rentan terhadap infeksi.
Gejala Basal Stem Rot
Gejala BSR seringkali muncul secara bertahap, sehingga sulit dideteksi pada tahap awal. Gejala utama meliputi:
- Perubahan Warna Daun: Daun menjadi kuning atau kering mulai dari daun tua hingga daun muda.
- Penurunan Produksi Buah: Jumlah dan ukuran buah menurun drastis.
- Penyakit pada Batang: Muncul jaringan nekrotik (busuk) pada bagian bawah batang.
- Pertumbuhan Jamur Ganoderma: Jamur berbentuk seperti kipas dengan permukaan berwarna putih di bagian bawah batang atau akar.
Pada tahap lanjut, tanaman akan mati karena tidak mampu menyerap air dan nutrisi secara efektif.
Siklus Hidup Ganoderma boninense
Jamur Ganoderma boninense memiliki siklus hidup yang melibatkan spora sebagai alat reproduksi utama. Spora ini menyebar melalui angin, air, atau kontak langsung dengan akar tanaman sehat. Setelah menginfeksi tanaman, jamur membentuk miselium yang berkembang di jaringan kayu, merusak struktur tanaman, dan menyebabkan gejala BSR.
Pengendalian Basal Stem Rot
Pengendalian BSR membutuhkan pendekatan terpadu karena jamur ini sulit dihilangkan sepenuhnya. Langkah-langkah pengendalian meliputi:
- Pengelolaan Preventif
Penggunaan Bibit Resisten: Pilih varietas kelapa sawit yang lebih tahan terhadap Ganoderma.
Sanitasi Perkebunan: Bersihkan residu tanaman lama dan gunakan alat-alat steril.
Rotasi Tanaman: Tanam tanaman sela seperti kacang-kacangan untuk mengurangi inokulum di tanah.
- Pengendalian Mekanis
Eradikasi Tanaman Terserang: Cabut dan bakar tanaman yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran.
Pembuatan Parit Isolasi: Buat parit di sekitar tanaman terinfeksi untuk membatasi penyebaran jamur.
- Pengendalian Kimiawi
Aplikasi Fungisida: Gunakan fungisida sistemik pada akar dan batang tanaman sehat di sekitar tanaman yang terinfeksi.
- Pengendalian Biologis
Pemanfaatan Agen Hayati: Mikroorganisme seperti Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis diketahui efektif melawan Ganoderma.
- Pengelolaan Lingkungan
Perbaikan Drainase: Pastikan kondisi lahan tidak terlalu lembap.
Penggunaan Mulsa Organik: Mulsa dapat meningkatkan kesuburan tanah dan menekan perkembangan patogen.
Kesimpulan :
Basal Stem Rot adalah ancaman serius bagi kelapa sawit yang dapat menurunkan produktivitas secara signifikan. Pendekatan pengendalian terpadu yang melibatkan sanitasi, pemanfaatan bibit resisten, pengendalian hayati, dan kimiawi sangat diperlukan untuk mencegah dan mengatasi penyakit ini. Perkebunan kelapa sawit juga perlu didukung oleh penelitian berkelanjutan untuk menemukan metode pengendalian yang lebih efektif. Dengan pengelolaan yang baik, risiko kerugian akibat BSR dapat diminimalkan, sehingga produktivitas kelapa sawit tetap optimal.(SD)