Sawit Notif – Distribusi B35 tahun 2023 mencapai 13,15 juta kiloliter (KL), dengan alokasi tersebut maka penggunaan biodiesel mencapai 75% dari kapasitas produksi. Menurut Ketua Harian APPROBI Paulus Tjakrawan, teorinya ini cukup untuk mendukung program B35.
Menurutnya, tantangan industri biodiesel saat ini adalah buffer atau gudang bahan baku biodiesel dan bahan penolong yang harus mampu memenuhi kebutuhan nasional.
Mengutip Infosawit.com, Paulus Tjakrawan juga mengatakan tantangan lainnya adalah menurunkan tingkat monoglyserida, juga mengurangi kandungan air pada biodiesel dan menjaga stabilitas oksidasi. Yang tak kalah penting juga penyiapan penyimpanan biodiesel dan transportasi distribusi biodiesel.
Sedangkan, Direktur Utama Pertamina Niaga, Alfian Nasution, mengatakan bahwa pihaknya akan mempersiapkan sarana penimbunannya, sarana penerimaan, dan sarana blending dan quality control.
Selain itu, terdapat 112 terminal untuk distribusi biodiesel di Indonesia, dan Pertamina telah melakukan simplifikasi dimana memutus rangkaian pasok distribusi. Dari total 112 terminal, sebanyak 17 terminal yang biodiesel-nya akan dipasok oleh APROBI, sisanya Pertamina yang akan menyalurkan.
Maka itu, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurachman berharap penerapan B35 ini dapat menjaga stabilitas harga kelapa sawit, dan juga diharapkan terdapat peningkatan nilai tambah CPO menjadi biodiesel senilai Rp 16,67 triliun.
Sumber: Infosawit.com