Sawit Notif – Industri kelapa sawit dinilai memberikan kontribusi lebih besar terhadap penyerapan tenaga kerja dibandingkan komoditas lain, terutama dari sisi hilir.
Mengutip Finance.detik.com, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono mengatakan di sisi hulu, sebesar 59% sektor dikelola oleh perusahaan dan sisanya 41% dikelola oleh masyarakat.
Eddy juga mengatakan meski inflasi dan krisis saat ini membayangi kehidupan bisnis, namun potensi penyerapan tenaga kerja di industri ini masih cukup tinggi. Kemudian, Eddy mengatakan bahwa di samping hal itu, sektor hulu sawit belum bisa dilakukan full mekanisasi, sehingga masih banyak yang membutuhkan tenaga kerja.
Maka itu, ia memperkirakan bahwa total penyerapan tenaga kerja dapat mencapai sekitar 5 juta orang yang tersebar di berbagai sentra sawit. Adapun total luas perkebunan juga telah mencapai 16,3 juta hektare.
Sedangkan, menurutnya penyerapan tenaga kerja di sektor hulu tidak akan terus meningkat selama tidak ada pengembangan dari kebun. Karena peningkatan tenaga kerja menurutnya berpeluang terjadi di sektor hilir.
Meski tidak memiliki peluang pertumbuhan yang besar, Eddy meyakini tenaga kerja di sektor hulu memiliki peran yang jauh lebih penting dalam pembangunan berkelanjutan industri kelapa sawit. Sebab, apabila terdapat hambatan di hulu, maka seluruh proses juga akan terhambat.
Selain dari sektor hulu dan hilir, tenaga kerja di industri kelapa sawit terbagi menjadi tenaga kerja langsung, yaitu. pekerja di pabrik kelapa sawit, dan tenaga kerja pendukung, mulai dari angkutan baik darat ataupun laut.
Sumber: Finance.detik.com