Jakarta – Pemerintah menyatakan bahwa kesepakatan perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) antara ASEAN dan Uni Eropa dapat mengatasi kampanye negatif minyak kelapa sawit dan berkontribusi mengembangkan UMKM .
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan hal tersebut saat memimpin Delegasi Indonesia dalam Konsultasi ke-16 ASEAN Economic Ministers – European Union (AEM-EU) Trade Commissioner ke-16 di Singapura, demikian keterangan tertulis diterima, di Jakarta, Minggu (4/3/2018)
Kedua sektor tersebut penting bagi Indonesia karena sebagai roda penggerak ekonomi nasional, kata menteri.
“Perjanjian FTA antara ASEAN dan UE harus memuat program yang dapat memajukan sektor UMKM. Butir dari Perjanjian FTA juga harus dapat membantu melawan kampanye negatif atas sektor minyak kelapa sawit,” kata Enggartiasto, Pokok bahasan dalam pertemuan tersebut adalah untuk memperkuat kerangka kerja sama antara kedua kawasan. Dalam konsultasi tersebut juga dibahas mengenai rencana pelaksanaan perundingan antara pihak ASEAN dan UE.
“Rencana pelaksanaan perundingan ASEAN-EU FTA masih memerlukan kerangka perundingan yang tepat dan matang mengingat perbedaan kesiapan dan ambisi kedua kawasan ini,” kata Enggartiasto.
Kerja sama ASEAN dan UE semakin berkembang. Hal tersebut terlihat dari peningkatan nilai perdagangan serta investasi antara kedua kawasan yang tumbuh konsisten. Berdasarkan data statistik dari Uni Eropa, nilai perdagangan ASEAN-UE mencapai 226,6 miliar euro pada tahun 2017, meningkat 9,1 persen dari tahun sebelumnya.
UE juga merupakan sumber Foreign Direct Investment (FDI) terbesar ASEAN di tahun 2016 dengan nilai sebesar 26,3 miliar euro.
Sebelum Pertemuan Konsultasi ASEAN dan UE, Enggartiasto terlebih dahulu melakukan pertemuan bilateral dengan EU Trade Commissioner, Cecilia Malmstrm.
Keduanya mengapresiasi kemajuan yang telah disepakati pada perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Partnership Agreement (I-EU CEPA) putaran ke-4 pada tanggal 19-23 Februari 2018 di Surakarta, dan secara khusus UE berjanji memberi perhatian terhadap masalah kelapa sawit Indonesia.
Indonesia juga menekankan perlunya pemahaman yang sama antara kedua belah pihak untuk isu baru seperti Trade and Sustainable Development. Selain itu, Enggartiasto menggarisbawahi pentingnya perdagangan yang adil dan merata.
Kedua pihak pun sepakat mendukung rencana ASEAN-EU FTA, dan masing-masing pihak diharapkan dapat bersikap fleksibel untuk mempersempit kesenjangan yang ada.
Sumber: industry.co.id