Jakarta – Peneliti Center for Southeast Asian Studies Kyoto University, Jepang Kosuke Mizuno mengatakan, kunci pengelolaan gambut ada pada pembasahan sehingga kelembabannya tetap tejaga.
“Tidak ada jaminan dan penelitian bahwa dengan ketinggian 0,4 m gambut tetap baik,” katanya dalam diskusi Kebijakan Pengelolaan gambut di Indonesia ditinjau dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial yang Kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba di Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Namun demikian, Mizuno mengingatkan, hilirisasi industri minyak sawit nasional merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan jangka panjang di Indonesia.
“Hilirisasi akan mendorong Indonesia menjadi produsen sawit strategis. Melalui hilirisasi produk domestik bruto serta penyerapan tenga kerja akan lebih baik dibandingkan saat ini hanya mengandalkan ekspor CPO,” katanya.
Wakil Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI bidang Penelitian Kiki Verico mengatakan, selama 15 tahun terakhir, sektor berbasis sumber daya alam (agrilculture), minyak dan gas bumi serta industri makanan dan minuman (mamin) memberikan dampak sangat besar terhadap perekonomian Indonesia.
“Kenaikan ketiga sektor ini mempunyai dampak signifikan terhadap kenaikan produk domestik bruto,” imbuhnya.
Oleh karena itu, menurut dia, seharusnya setiap regulasi yang bisa berpengaruh terhadap ketiga sektor serta berpengaruh terbagai makro ekonomi Indonesia seperti PP Nomor 57 tahun 2016, sejak awal sebaiknya dibahas secara bersama dengan melibatkan semua unsur pemangku kepentingan.
“Seharusnya setiap regulasi perlu memasukkan semua unsur termasuk ekonomi karena kebijakannya berdampak terhadap masyakat,” katanya.
Namun, tambahnya, tidak tertutup kemungkinan saat ini, para pemangku kepentingan duduk bersama untuk membahas kebijakan itu dengan mempertimbangkan semua unsur.
Sumber: industry.co.id