Medan – Ekspor crude palm oil/CPO atau minyak sawit mentah Sumut pada 2018 diprediksi terbesar masih ke Republik Rakyat Tiongkok seperti yang terjadi di 2017.
“RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dinilai masih jadi pasar potensial CPO Sumut selain India, Amerika Serikat dan Eropa.” ujar Ketua Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Setia Dharma Sebayang di Medan, Rabu (14/2/2018)
Ekspor besar ke RRT itu karena kebutuhan negara itu cukup besar sejalan dengan jumlah penduduknya yang banyak dan pertumbuhan ekonomi yang bagus.
Produksi CPO Sumut sendiri diprediksi juga bakal naik di tahun 2018 sehingga ekspor juga diperkirakan meningkat.
Meskipun diakui, tantangan ekspor masih tetap besar karena kampanye negatif sawit masih terus berlangsung dan perekonomian masih belum pulih 100 persen.
Produksi CPO naik dengan asumsi hasil panen juga bagus khususnya dari kebun yang memiliki tanaman dengan benih unggul.
Data, kata Setia, menunjukkan, devisa produk sawit dari Sumut pada 2017 mencapai 3,695 miliar dolar AS dengan pemasaran terbesar ke RRT.
Devisa lemak dan minyak hewan/nabati itu naik 11,40 persen dari 2016 yang masih 3,317 miliar dolar AS.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark SP Sitinjak, menyebutkan, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati yang di dalamnya ada CPO itu memberikan persentase terbesar atau 40,09 persen pada total devisa Sumut 2017 yang sebesar 7,776 miliar dolar AS.
Setelah ke RRT yang sebesar 420,076 juta dolar AS, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati itu terbesar ke India dan Amerika Serikat.
Sumber: industry.co.id