Sawit Notif – Umumnya, terdapat 3 metode replanting kelapa sawit yang dapat diterapkan untuk perkebunan. Masing-masing metode menawarkan kelebihan dan kekurangan tersendiri. Petani sawit tinggal menyesuaikannya dengan kondisi kebun.
Peremajaan (replanting) pada perkebunan bertujuan untuk mempertahankan produktivitas kebun. Agar lebih paham, simak informasi lengkap mengenai apa saja metode replanting kelapa sawit dan replanting sawit berapa lama berikut ini.
3 Metode Replanting Kelapa Sawit
Menurut definisinya, metode replanting kelapa sawit adalah tahapan peremajaan kebun yang dilakukan dengan mengganti tanaman tua dan tidak produktif. Setidaknya, ada 3 opsi metode yang mempunyai keunggulannya masing-masing.
A. Tebang Serentak
Teknik replanting kelapa sawit yang pertama yakni tebang serentak. Sama seperti namanya, metode ini dilakukan dengan menebang seluruh tanaman tua dalam satu waktu. Setelah penebangan selesai, petani boleh mempersiapkan penanaman bibit baru.
Keunggulan metode replanting kelapa sawit ini terlihat dari efisiensi dan kemudahan untuk mengontrol produktivitas. Tanaman baru memiliki usia yang seragam, sehingga perawatannya lebih mudah.
Hanya saja, metode ini membutuhkan kesiapan finansial yang cukup. Selama belum menghasilkan, petani tidak akan melakukan panen sama sekali. Tidak ada proses produksi maupun penjualan tandan buah segar (TBS).
B. Underplanting
Selanjutnya, terdapat metode underplanting di mana tanaman sawit baru ditanam di antara tanaman tua yang masih produktif. Petani tetap mempertahankan pohon-pohon sawit lama, sementara bibit baru mulai tumbuh.
Penebangan pohon tua tidak berlangsung secara sekaligus. Melalui tahapan yang bertahap barulah pohon tua dihilangkan. Estimasi perhitungannya yakni sekitar 50% dari populasi pohon untuk setiap tahunnya.
Setelah pohon-pohon tua mati, maka tanaman baru akan memperoleh ruang tumbuh yang optimal. Biaya untuk menerapkan metode replanting kelapa sawit per hektar dengan underplanting umumnya lebih rendah daripada tebang serentak.
Sistem peremajaan ini membantu petani tetap memperoleh pendapatan karena tanaman produktif di kebun tetap menghasilkan buah sawit. Meski begitu, tetap perhatikan pengelolaan tanaman agar kebutuhan nutrisi dan sinar mataharinya terpenuhi.
C. Tumpang Sari
Metode ketiga yakni tumpang sari. Cara kerjanya hampir serupa dengan metode tebang serentak. Hanya saja, lahan kosong yang berada di antara pokok sawit muda dimanfaatkan untuk menanam tumbuhan sela.
Misalnya saja jagung, kacang tanah, umbi-umbian, dan sayuran lainnya. Metode ini memberikan nilai tambah tersendiri karena lahan tetap produktif. Sambil menunggu sawit yang baru memasuki masa tumbuh, petani dapat memanen tumbuhan sela.
Lantas, metode replanting kelapa sawit berapa lama? Untuk metode tumpang sari ini, siklusnya berlangsung selama 1 hingga 3 tahun pertama. Selama masa tersebut, petani dapat memperoleh pendapatan alternatif dari tanaman sela.
Tahapan-Tahapan dalam Melakukan Peremajaan Kelapa Sawit
Agar lebih jelas, perhatikan informasi di bawah ini mengenai tahapan-tahapan peremajaan kelapa sawit. Mulai dari penumbangan pokok sawit yang sudah tua hingga menggantikannya dengan pokok sawit muda.
1. Menumbangan Tanaman Sawit yang Sudah Tidak Produktif
Replanting sawit diawali dengan menumbangkan tanaman tua. Prosesnya dapat berlangsung dengan menggunakan bantuan racun herbisida paraquat atau diquat. Setelahnya, barulah petani boleh melakukan pemotongan akar.
2. Pencacahan Bagian Batang dan Cabang
Metode replanting kelapa sawit dengan chipping bertujuan untuk memperkecil ukuran batang dan pelepah sawit dalam bentuk cacahan. Dengan begitu, proses dekomposisi akan berlangsung lebih cepat.
3. Pemupukan Lahan Sawit
Pada tahap ini, tanah akan diperkaya kembali dengan penggunaan pupuk agar kebutuhan nutrisi untuk tanaman baru tetap terpenuhi. Pemupukan yang tepat juga bisa mencari salah satu cara mencegah Ganoderma karena kondisi tanah akan kembali sehat.
4. Menanam Tumbuhan yang Berfungsi sebagai Penutup Tanah
Peraturan replanting sawit mewajibkan adanya penanaman tanaman penutup tanah pasca penebangan. Penutupan tersebut bertujuan untuk memperbaiki sifat tanah dan mencegah terjadinya erosi. Tanaman penutup tanah dapat berasal dari keluarga kacang-kacangan.
5. Pemancangan Lahan Sawit
Tahapan kelima ini bertujuan untuk menandai titik tanam agar jarak antar tanaman sawit terlihat lebih seragam dan rapi. Patok atau pancang yang digunakan memudahkan petani untuk menanam bibit sawit. Pastikan patok atau pancang terpasang pada posisi yang pas.
Pemancangan yang tidak sesuai akan berpengaruh terhadap luas tidaknya area tumbuh untuk masing-masing pohon sawit. Luas area tumbuh yang sama akan membantu keseragaman pertumbuhan pohon sawit di perkebunan.
6. Konservasi Tanah
Tahapan konservasi tanah mencakup pembuatan teras, rorak, atau guludan yang bertujuan untuk mencegah erosi serta menjaga kelembapan tanah. Terutama di lahan perkebunan yang miring.
7. Pembuatan Lubang untuk Menanam
Baik ketika memilih teknik replanting kelapa sawit tercepat maupun tidak, petani tetap perlu menyiapkan lubang tanam. Pembuatan lubang harus sesuai dengan ukuran standar agar bibit sawit berkembang secara optimal.
Idealnya, lubang untuk tanaman berukuran 60 x 60 x 60 cm. Bagian atas, bawah lubang, dan kedalamannya masing-masing berukuran 60 cm. Ada juga petani sawit yang menggunakan ukuran lubang 50 x 40 x 40 cm.
8. Mulai Menanam Sawit
Sebab replanting adalah tahapan untuk mempertahankan produktivitas kebun, maka penanaman kembali sawit tidak boleh berlangsung sembarangan. Penanaman sawit wajib mengikuti lubang yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Penggantian tanaman lama dengan bibit baru ini akan menandai siklus produksi yang mulai berjalan. Untuk menghindari berbagai hambatan selama masa pertumbuhan tanaman sawit, petani dapat menggunakan pengendali Ganoderma dari PKT. Kualitasnya sudah pasti terbukti dan sudah terpercaya oleh banyak klien.
Tingkatkan Produktivitas dengan PKT!
Saat ini terdapat 3 pilihan metode replanting kelapa sawit, tinggal sesuaikan dengan kondisi kebun. Sebaiknya, pilih metode yang dapat menjaga produktivitas kebun sawit dan tetap mempertahankan pemasukan bagi petani.
Tingkatkan produktivitas kebun sekarang juga! Untuk informasi lebih lengkap terkait cara meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit Anda, silahkan hubungi nomor 0821-2000-6888 atau kunjungi website https://pkt-group.com/.
FAQ
1. Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit?
Produksi sawit sangat bergantung dengan beberapa faktor. Mencakup kualitas bibit, kondisi tanah, curah hujan, pemupukan, hingga pengendalian hama dan penyakit. Jika tidak mendapat perhatian dengan betul maka produktivitas tanaman akan terganggu.
2. Kenapa Perlu Melakukan Peremajaan pada Tanaman Kelapa Sawit?
Peremajaan tanaman kelapa sawit bertujuan untuk menggantikan tanaman sawit tua dengan tanaman baru. Setelahnya, barulah petani bisa mendapatkan tandan buah segar secara optimal. Dengan peremajaan, kebun bisa kembali produktif kembali.
Kebun sawit yang tidak melewati tahapan peremajaan berpotensi mengalami penurunan produktivitas. Keberadaan tanaman tua di kebun justru menimbulkan banyak dampak negatif jika terus-menerus bertahan.
3. Pada Usia Berapakah Pohon Sawit Melakukan Replanting?
Umumnya, petani sawit melakukan replanting untuk tanaman yang sudah memasuki usia 20 sampai 25 tahun. Memasuki usia tersebut tanaman sawit mengalami penurunan produktivitas san memakan biaya perawatan tinggi.

