Produktivitas Sawit Indonesia Masih Rendah, Pemerintah Genjot Peremajaan dan Peningkatan SDM

produktivitas-sawit

Sawit Notif – Meski menyandang predikat sebagai negara dengan areal kelapa sawit terluas di dunia, Indonesia masih berkutat dengan persoalan klasik: produktivitas yang belum optimal. Dari total 16,38 juta hektare kebun sawit nasional, rata-rata produksi tandan buah segar (TBS) baru mencapai 3,5 ton per hektare, jauh tertinggal dari Malaysia yang lebih efisien.

Dilansir dari infosawit.com, Direktur Tanaman Sawit dan Aneka Palma Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Baginda Siagian, dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025 and Outlook 2026 bertema “Navigating Complexity, Driving Growth: Governance, Biofuel Policy, and Global Trade”, mengungkapkan bahwa produksi CPO tahun 2025 diprediksi berada di angka 48 juta ton. Pemerintah pun menargetkan kenaikan menuju 51 juta ton.

Saat ini, produktivitas tertinggi dicapai perkebunan milik negara dengan 4,4 ton TBS per hektare. Perkebunan swasta menyusul dengan 3,7 ton, sementara kebun rakyat masih berkutat di kisaran 3,2 ton per hektare.

Lebih dari sekadar komoditas ekspor, industri sawit menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Sektor ini menyerap sekitar 9,7 juta pekerja secara langsung dan 7–8 juta pekerja secara tidak langsung, serta memberikan kontribusi 3,5% terhadap PDB Indonesia.

Namun, Baginda mengingatkan bahwa tanpa langkah strategis, produktivitas sawit dikhawatirkan mengalami stagnasi. Tanpa pembenahan, produksi CPO hanya akan bergerak ke 52 juta ton pada 2029 dan sekitar 60 juta ton pada 2045. Sementara itu, kebutuhan domestik diperkirakan melonjak hingga 41 juta ton seiring peningkatan populasi dan permintaan dari industri berbasis sawit.

“Kita harus bersiap. Jika produktivitas tidak ditingkatkan, porsi ekspor akan tergerus karena sebagian besar pasokan dibutuhkan di dalam negeri,” tegasnya.

Rendahnya produktivitas saat ini dipengaruhi banyak faktor, mulai dari penggunaan benih tidak bersertifikat, praktik budidaya yang belum sesuai standar, serangan hama ganoderma, hingga tanaman sawit yang telah memasuki usia tua dan harus segera diremajakan.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pertanian bersama BPDP-KS terus memperluas program peningkatan produktivitas dan keberlanjutan. Upaya ini meliputi percepatan sertifikasi ISPO, penguatan sarana prasarana perkebunan, hingga peningkatan kapasitas SDM. Total, pemerintah telah memberikan beasiswa kepada 10.680 mahasiswa, melatih 22.970 peserta, mendukung 3.879 riset, dan menyalurkan 159 paket sarana pendukung.

Baginda menekankan bahwa masa depan industri sawit sangat ditentukan oleh keberlanjutan. Selain menjaga daya saing ekspor, sektor ini menyokong jutaan lapangan kerja dan kebutuhan pangan global.

“Ke depan, peremajaan tanaman, penerapan praktik budidaya terbaik, dan penguatan SDM harus berjalan beriringan. Tanpa itu, produktivitas sawit nasional akan terus menurun hingga 2045,” tutupnya. (AD)(DK)(SD)

 

Ringkasan berita :

  1. Luas Areal & Produktivitas Sawit Indonesia
Kategori Angka
Luas perkebunan sawit nasional 16,38 juta ha
Produktivitas rata-rata nasional 3,5 ton TBS/ha
Produktivitas perkebunan negara 4,4 ton TBS/ha
Produktivitas perkebunan swasta 3,7 ton TBS/ha
Produktivitas kebun rakyat 3,2 ton TBS/ha

 

  1. Produksi CPO (Proyeksi dan Target)
Tahun Produksi CPO
2025 Prediksi 48 juta ton
2025 Target menjadi 51 juta ton
2029 52 juta ton
2045 60 juta ton