Sawit Notif – Forum tahunan Indonesian Palm Oil Stakeholders (IPOS) Forum ke-10 resmi dibuka di Medan, Sumatera Utara. Acara ini menjadi wadah penting bagi para pelaku industri kelapa sawit untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan energi nasional.
Pembukaan IPOS Forum 2025 dilakukan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sumatera Utara, Muhammad Armand Effendy Pohan, bersama Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementerian Pertanian RI, Baginda Siagian. Acara ini mengangkat tema “Peran Satgas Sawit dalam Mendukung Industri Sawit Menuju Indonesia Emas 2045” dan akan berlangsung selama dua hari, yakni 30–31 Oktober 2025.
Forum yang diselenggarakan oleh GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Sumut ini mendapat dukungan dari sejumlah lembaga penting, antara lain Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Badan Kerja Sama Perusahaan Perkebunan Sumatera (BKS-PPS), serta Komunitas Pecinta Kelapa Sawit, dengan Majalah Sawit Indonesia sebagai mitra media resmi.
Dalam sambutannya, Baginda Siagian menegaskan bahwa tema IPOS Forum tahun ini sangat relevan dengan kondisi industri sawit nasional. Menurutnya, kelapa sawit merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, yang tidak hanya menopang lebih dari 16 juta tenaga kerja di berbagai lini usaha, tetapi juga menjadi penyumbang devisa terbesar nonmigas bagi negara.
Namun demikian, ia juga menyoroti sejumlah tantangan yang masih dihadapi industri ini, terutama terkait legalitas lahan dan percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). “Industri sawit menghadapi berbagai tantangan, di antaranya aspek legalitas lahan dan percepatan PSR yang menjadi kunci keberlanjutan produksi sekaligus peningkatan kesejahteraan petani,” jelas Baginda.
Lebih lanjut, Baginda menyampaikan bahwa Program PSR menjadi prioritas utama Kementerian Pertanian. Hingga saat ini, lebih dari 300 ribu hektare lahan sawit rakyat telah diremajakan di berbagai daerah. Meski capaian tersebut cukup signifikan, pemerintah menilai target tersebut masih perlu terus ditingkatkan untuk menjamin keberlanjutan produksi.
Menurutnya, tantangan terbesar program PSR bukan hanya pada aspek pembiayaan, melainkan juga menyangkut legalitas lahan dan kelengkapan dokumen kepemilikan petani. Untuk itu, Kementan mendorong agar proses verifikasi dan asistensi lapangan dilakukan lebih cepat dan adaptif, namun tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian serta keberlanjutan lingkungan.
“Melalui forum seperti IPOS ini, kami berharap dapat muncul rekomendasi konkret untuk memperkuat tata kelola industri sawit nasional, baik dari sisi regulasi, teknologi, maupun pemberdayaan petani. IPOS bukan hanya ajang diskusi, melainkan ruang kolaborasi nyata bagi seluruh pemangku kepentingan demi masa depan sawit Indonesia yang berdaya saing dan berkelanjutan,” ujar Baginda.
Sementara itu, Ketua GAPKI Sumatera Utara, Timbas Ginting, menyampaikan bahwa IPOS Forum ke-10 ini diikuti oleh lebih dari 500 peserta yang berasal dari berbagai kalangan mulai dari perusahaan perkebunan, petani, pemerintah daerah, akademisi, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
Menurut Timbas, forum ini akan menjadi momentum penting bagi seluruh pelaku industri untuk menyatukan pandangan dan memperkuat sinergi dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang masih dihadapi sektor sawit. “IPOS Forum tahun ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategis yang akan disampaikan kepada pemerintah, sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing tinggi,” ujarnya.
Melalui kegiatan IPOS Forum 2025, GAPKI Sumut bersama Kementerian Pertanian dan seluruh pemangku kepentingan berharap dapat memperkuat kontribusi industri sawit dalam mendukung visi besar Indonesia Emas 2045. Kolaborasi antarsektor diharapkan mampu mempercepat transformasi industri sawit menjadi sektor yang tidak hanya menggerakkan ekonomi nasional, tetapi juga menjaga keseimbangan antara produktivitas, kesejahteraan sosial, dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan komitmen dan sinergi yang terbangun melalui IPOS Forum 2025, diharapkan Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia, sekaligus menjadikan industri sawit sebagai pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan dan energi nasional yang berkelanjutan. (AD)(DK)(SD)

