Sawit Notif – Buah sawit mengkal berada dalam kondisi yang belum matang sempurna. Petani yang memaksa untuk memanennya dapat mengalami sejumlah dampak negatif. Baik yang berkaitan dengan siklus pertumbuhan tanaman maupun harga jual sawit di pasaran.
Gambar buah sawit mengkal tampak berbeda dengan buah yang sudah matang secara sempurna. Ciri-ciri yang terlihat sebaiknya diamati dengan baik agar petani sawit terhindar dari risiko kerugian.
Apa Itu Buah Sawit Mengkal?
Buah sawit mengkal adalah buah yang sudah dipanen sebelum memasuki tingkat kematangan penuh. Warna kulit buah biasanya belum merah merata sehingga terdapat bagian yang masih berwarna jingga.
Jumlah brondolan buah mengkal sawit juga masih sedikit. Dari segi fisik, buah mengkal tampak sudah agak tua. Namun, kondisi buah belum mencapai fase optimal untuk menghasilkan minyak sawit.
Kerugian Memanen Buah Sawit Mengkal
Terdapat sejumlah kerugian ketika petani sawit memilih untuk memanen buah mengkal. Salah satunya yakni kondisi kadar minyak sawit yang masih rendah, berbeda dengan kadar minyak pada buah yang matang sempurna.
1. Kadar Minyak Lebih Rendah
Buah kelapa sawit mengkal belum menghasilkan minyak secara optimal. Hal ini terjadi karena proses pembentukan minyak di dalam mesokarp belum terbentuk secara sempurna. Kandungan minyak yang dihasilkan menjadi lebih sedikit.
Kondisi ini tentu merugikan petani sawit karena energi, waktu, dan biaya untuk merawat tanaman sawit terbuang secara percuma. Hasil akhir minyaknya tidak sesuai dengan potensi maksimalnya. Oleh karena itu, pemanenan buah mengkal justru merugikan.
2. Membawa Kerugian Finansial
Jumlah panen sawit buah mengkal yang besar juga berdampak pada kerugian finansial secara langsung. Pabrik kelapa sawit umumnya membayar biaya yang lebih rendah untuk tandan buah segar dengan kondisi belum matang sempurna.
Artinya, pendapatan petani sawit otomatis ikut berkurang secara signifikan. Meski mengeluarkan biaya perawatan yang sama, hasil minyak buah mengkal memiliki nilai ekonomi yang tidak sebanding dengan seharusnya.
3. Kualitas Minyak yang Menurun
Foto buah sawit mengkal yang menunjukkan warna belum merah sempurna mencerminkan kualitas minyak di dalamnya. Minyak yang dihasilkan oleh buah mengkal memiliki mutu yang cenderung lebih rendah.
Warna minyak lebih pucat, cepat tengik, dan mengandung kadar asam lemak bebas lebih tinggi. Jika sudah terolah, hasil akhir minyak biasanya kurang mendapat respon baik dari peminat yang ada di pasaran.
4. Menyulitkan Proses Pengolahan
Contoh buah sawit mengkal dapat dengan mudah dilihat melalui situs internet. Kondisi buah cenderung sulit untuk dilepaskan dari bagian tandan. Hal inilah yang menyulitkan proses perebusan di pabrik pengolahan.
Proses pemisahan minyak berjalan kurang efisien dan memakan waktu jauh lebih lama. Mesin yang digunakan juga bekerja lebih berat daripada seharusnya. Risiko kerusakan peralatan di pabrik pengolahan menjadi lebih besar.
5. Buah Tidak Bertahan Lama
Daya simpan sawit mengkal cenderung lebih singkat, berbeda dengan buah sawit yang sudah matang sempurna. Setelah masa panen selesai, buah akan cepat mengalami kerusakan dan pembusukan. Terutama ketika penyimpanan dan pengangkutannya memakan waktu lama.
Meski menggunakan pupuk sawit buah yang berkualitas, kondisi sawit mengkal belum bisa dipanen begitu saja. Pada akhirnya, penan yang berlangsung hanya terasa sia-sia bagi petani sawit.
6. Terjadinya Gangguan Siklus Produksi
Secara terus-menerus, pemanenan sawit mengkal dapat mengganggu siklus produksi kebun. Buah yang dipetik terlalu cepat tidak memiliki kesempatan untuk matang secara sempurna. Potensi produktivitas dalam jangka panjang juga ikut menurun.
Kebiasaan panen buah mengkal membuat stok panen menjadi tidak stabil. Masuk ke periode panen berikutnya, jumlah buah yang siap dipanen akan berkurang karena siklus alami tanaman terganggu.
Kriteria Kematangan Buah Sawit
Ada beberapa kriteria yang menandakan kematangan buah sawit di perkebunan. Dua hal utama yang terlihat yakni perubahan warna kulit buah dan jumlah brondolan. Jika keduanya terlihat, tandanya buah sawit sudah matang sempurna.
1. Jumlah Brondolan
Kematangan buah sawit ditandai dengan kemampuan buah untuk melepaskan diri dari bagian tandan. Semakin matang buahnya, maka semakin mudah pula brondolan sawit terlepas dari tandannya.
Buah yang sudah mulai masuk masa pemanenan biasanya menjatuhkan beberapa brondolan di bagian tanah. Petani sawit perlu mengamati setiap perkembangan buah agar tidak terlewat momentum pas untuk panen.
2. Perubahan Warna Kulit Buah Sawit
Indikator kedua yang menunjukkan sawit siap panen yakni berubahnya warna kulit buah menjadi jingga kemerahan. Proses perubahan warna buah terjadi karena akumulasi pigmen karotenoid.
Perubahan warna ini bergantung pula dengan varietas buah sawit yang ditanam. Itulah sebabnya petani sawit perlu memperhatikan warna kulit buah. Warna buah sawit mengkal cenderung tidak merata pada beberapa bagian.
Alasan Kenapa Sawit Harus Dipanen Tepat Waktu
Terdapat beberapa alasan yang mengharuskan buah sawit panen di waktu tepat. Waktu pemanenan yang pas menentukan kualitas dari minyak kelapa sawit. Selain itu, masih ada beberapa alasan penting lainnya.
Untuk mengoptimalkan kandungan minyak sawit, petani sawit umumnya menggunakan pupuk untuk memancing buah sawit. Salah satu yang paling populer dan terbukti kualitasnya yakni pupuk MOAF dari PKT.
1. Meminimalisir Buah yang Rusak dan Busuk
Waktu panen harus dihitung secara tepat. Tujuannya agar buah sawit tidak rusak dan membusuk di batang. Jika terjadi, kemunculan jamur dan penyakit akan merugikan petani sawit.
2. Kandungan Minyak di Tingkat Paling Tinggi
Kandungan minyak buah sawit mencapai tingkatan paling tinggi jika sudah masuk masa kematangan optimum. Kuantitas dan kualitas buah berada di tingkat paling maksimal sehingga tidak merugikan petani.
3. Mencegah Tanaman Menjadi Stres
Merujuk pada cara memelihara sawit yang benar, pemanenan di waktu yang tidak tepat berpotensi membuat tanaman merasa stres. Hal ini terjadi karena kelapa sawit mengalami gangguan sebelum waktu pemanenan.
Ingat Perawatan Kelapa Sawit dengan PKT!
Buah sawit mengkal belum memasuki masa yang optimal sehingga kualitasnya masih kurang. Bagi pihak perkebunan sawit yang ingin mendapatkan informasi lebih lengkap silahkan hubungi 0821-2000-6888 atau kunjungi website https://pkt-group.com/.
FAQ
Ciri-Ciri Buah Sawit Matang?
Buah sawit mencapai kematangan sekitar 6 bulan setelah proses penyerbukan dan pembuahan selesai. Butuh waktu yang panjang untuk memanen buah sawit. Ukuran buah yang sudah matang akan berhenti tumbuh.
Kondisi buah sawit yang sudah matang sempurna terlihat berbeda dengan ciri-ciri buah sawit mengkal. Warna buah cenderung jingga kemerahan dengan keberadaan beberapa brondolan di tanah.
Berapa Bulan Sekali Pemupukan Sawit?
Petani sawit perlu memperhatikan usia dan kondisi lingkungan kebun untuk menentukan waktu pemupukan. Tanaman muda di bawah 3 tahun bisa memperoleh pupuk setiap 2-3 bulan sekali. Sementara, tanaman di atas 3 tahun cukup mendapat pemupukan 2 kali/tahun.
Berapa Hari Buah Sawit Matang?
Dari masa awal perkembangan hingga waktu panen, tanaman sawit setidaknya membutuhkan waktu sekitar 454 hari. Iklim dan jenis tanah yang ada di area perkebunan juga mempengaruhi proses pematangan buah sawit. (AD)(DK)(SD)

