Sawit Notif – Feromon serangga dapat dikatakan sebagai senyawa kimia alami yang dipakai serangga untuk berkomunikasi. Uniknya, feromon kini bisa dimanfaatkan sebagai salah satu upaya dalam pengendalian hama sawit.
Cara seperti ini tidak hanya dianggap efektif, tetapi juga mampu mengurangi ketergantungan kebun sawit terhadap pestisida kimiawi. Jenis feromon yang dipakai di kebun sawit pun cukup beragam dengan cara kerja yang efektif serta efisien.
Apa Itu Feromon Serangga?
Feromon sebenarnya senyawa yang dimiliki serangga untuk berkomunikasi dengan serangga lainnya. Senyawa ini digunakan serangga untuk menarik perhatian pasangan, menandai wilayah, hingga memberi peringatan bahaya.
Namun, kini feromon serangga juga dimanfaatkan sebagai alat pengendali hama yang efektif dan ramah lingkungan di perkebunan kelapa sawit. Konsep dan cara kerjanya berbeda dengan pestisida yang langsung membunuh hama.
Strategi pengendalian hama dengan feromon sebenarnya termasuk jenis pengendalian hayati berbasis perilaku. Artinya, feromon bekerja dengan cara memanipulasi perilaku serangga yang menjadi hama kelapa sawit.
Selain pengendali hayati CHIPS yang dikenal sebagai teknologi efektif, strategi pengendalian hama sawit menggunakan feromon juga termasuk teknologi andalan dalam perkebunan modern dan berkelanjutan.
Klarifikasi dan Jenis Feromon Serangga
Berikut ini klarifikasi dan jenis feromon yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama di perkebunan sawit, yaitu:
1. Feromon Primer
Jenis feromon yang satu ini dapat mempengaruhi fisiologi serangga. Pada umumnya, feromon primer dimiliki oleh serangga sosial dan belum banyak dipelajari karena sulitnya mengisolasi feromon itu.
2. Feromon Releaser
Feromon releaser termasuk jenis feromon yang mempengaruhi tingkah laku serangga dari spesies yang sama. Jenis feromon ini dapat diklasifikasikan lagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
2.1 Feromon Sex
Jenis feromon sex dapat dihasilkan oleh serangga jantan maupun serangga betina dan sangat mempengaruhi proses perkawinan serangga. Feromon sex termasuk jenis feromon yang paling sering dimanfaatkan untuk membantu pengendalian hama.
2.2 Feromon Agregasi
Seperti namanya, feromon agregasi biasanya dimanfaatkan untuk mengumpulkan serangga hama jantan maupun betina dan membentuk kelompok agar lebih mudah dimusnahkan.
Pada umumnya, jenis feromon ini dihasilkan oleh serangga dalam ordo Coleoptera, misalnya kumbang kulit kayu.
2.3 Feromon Alarm
Jenis feromon lainnya adalah feromon alarm yang biasanya dibuat oleh serangga-serangga sosial. Feromon alarm berfungsi untuk sebagai tanda peringatan akan bahaya.
2.4 Feromon Pengikut Jejak dan Distribusi (Feromon Penanda Lokasi)
Feromon pengikut jejak ditemukan pada serangga yang suka hidup berkelompok, seperti semut, rayap, hingga tawon. Jenis feromon ini juga bisa dipakai sebagai penanda lokasi agar jumlah populasi serangga di dalamnya tidak melebihi batas penampungan.
Jenis Feromon dan Hama yang Dapat Dikendalikan
Hama yang menyerang perkebunan kelapa sawit sangat beragam dan beberapa diantaranya dapat diatasi dengan menerapkan strategi pengendalian hayati termasuk memanfaatkan feromon.
Jika belum tahu, maka berikut ini beberapa jenis feromon dan hama yang dapat dikendalikannya di perkebunan sawit, yaitu:
- Jenis feromon dengan bahan aktif ethyl-4-methyloctanoat dapat digunakan untuk mengendalikan hama kumbang tanduk yang hidup di fase imago.
- Jenis feromon isobutyl (E)-7,g-decadienoate secara aktif dapat menarik imago jantan ulat api. Penambahan feromon methyl (E)-7,9′ decadienoate dapat secara efektif lebih membantu mengendalikan hama ulat api di kebun sawit.
- Jenis feromon I –methylethyl octanoate dapat digunakan untuk mengendalikan hama ulat kantong.
- Jenis feromon 6-Methyl-2-hepten-4-ol dapat digunakan untuk mengendalikan populasi hama kumbang moncong.
- Jenis feromon atraktan 2- phenoxyethanol dikombinasikan dengan termisida yang bersifat “non-repellent” akan membantu menekan dan mengendalikan hama rayap di perkebunan sawit.
Penggunaan berbagai jenis feromon yang bersifat ramah lingkungan sangat cocok diterapkan di perkebunan kelapa sawit. Selain itu, penggunaan feromon juga tidak akan menimbulkan resistensi pada hama bahkan tidak bersifat racun sehingga aman bagi petani sawit.
Cara Kerja Feromon Serangga dalam Pengendalian Hama Sawit
Bagaimana feromon serangga dapat memainkan peran penting dalam strategi pengendalian hama? Jika belum tahu, maka berikut ini beberapa cara kerja dari feromon untuk mengendalikan hama di perkebunan sawit, yaitu:
1. Menarik Hama Serangga Masuk ke Perangkap
Perangkap feromon hama menjadi salah satu strategi paling diandalkan untuk mengendalikan hama perkebunan sawit. Alat perangkap yang biasa disebut pheromone trap dengan jenis feromon seks betina dipasang pada beberapa lokasi.
Ketika serangga hama betina mendeteksi sinyal feromon tersebut, mereka akan terbang dan masuk ke dalam perangkap. Ketika serangga hama sudah masuk perangkap, maka ia tidak akan bisa keluar kembali dan akhirnya mati.
Cara ini dapat menurunkan peluang serangga hama melakukan perkawinan dan berkambang biak. Pada akhirnya, populasi hama serangga akan menurun.
2. Mengganggu Perilaku Kawin
Mating disruption juga bisa memanfaatkan feromon untuk mengacaukan perkawinan serangga hama. Feromon dalam jumlah besar dapat disebarkan ke seluruh area perkebunan. Hal ini akan membuat serangga hama jantan merasa bingung.
Mereka akan sulit membedakan lokasi betina sesungguhnya. Akibatnya, proses kawin serangga tersebut akan terganggu dan jumlah populasi hama akan menurun.
3. Monitoring Populasi Hama
Feromon serangga juga dapat dimanfaatkan untuk membantu monitoring populasi hama. Caranya dengan memasang perangkap feromon untuk menjebak serangga hama.
Pihak pengelola kebun sawit akan mengetahui kapan populasi hama mulai naik dengan mengamati jumlah serangga yang tertangkap di perangkat. Tindakan pengendalian hama pun dapat dilakukan lebih cepat dan efisien.
Sudah Tahu Solusi Hama Kelapa Sawit?
Pemanfaatan feromon serangga tidak hanya efektif membantu pengendalian hama ulat atau hama serangga lainnya di lahan perkebunan sawit, tetapi bisa menjadi strategi manajemen perkebunan ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Artinya, pemanfaatan feromon dapat membantu praktik budidaya perkebunan kelapa sawit lebih sehat serta produktif. Bagi perusahaan yang ingin memulai bisnis kelapa sawit atau memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.
FAQ
Apakah Serangga Tertarik Pada Feromon?
Tentu saja! Ketertarikan serangga terhadap feromon inilah yang membuat senyawa tersebut dimanfaatkan untuk menarik perhatian hama serangga hingga bisa masuk ke dalam perangkap agar populasinya dapat dikendalikan.
Apa Fungsi Utama dari Feromon dalam Pengendalian Hama?
Manfaat feromon yang paling utama digunakan untuk menarik perhatian serangga agar masuk ke perangkap. Feromon juga bisa dipakai untuk memindahkan serangga agar pergi ke lokasi lainnya. Tidak hanya itu, senyawa ini dapat membantu monitoring populasi hama.
Seperti Apa Contoh Pengendalian Hama dengan Feromon?
Perangkap dengan bahan aktif feromon ethyl-4-methyloctanoat dapat digunakan untuk mengendalikan hama kumbang tanduk yang masih hidup di fase imago. Perangkap seperti ini bisa bertahan hingga dua bulan dan membantu menangkap hama kumbang tanduk.
Bagaimana Cara Pengendalian Hama Sawit?
Pengendalian hama yang menyerang sawit dapat dikendalikan secara hayati. Selain memanfaatkan feromon, pengelola perkebunan juga bisa menggunakan teknologi CHIPS andalan dari PKT. (AD)(DK)(NR)