Penerapan Precision Agriculture di Perkebunan Kelapa Sawit

Precision-Agriculture

Sawit Notif – Konsep precision agriculture menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kesemrawutan pengelolaan sumber daya pada perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia. Saat ini kasus mengenai perusahaan sawit yang memiliki pengelolaan buruk masih mudah untuk ditemukan.

Banyak perusahaan sawit yang melakukan upaya-upaya berdampak buruk untuk meningkatkan profit. Dalam jangka panjang, kondisi ini tentu menyebabkan pengurangan lahan subur dan degradasi berkepanjangan.

Apa Itu Precision Agriculture?

Precision agriculture adalah pendekatan modern dalam dunia pertanian yang menggunakan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan. Penerapan konsep ini melibatkan penggunaan data dan informasi secara tepat dalam mengelola pertanian.

Meliputi data tentang lahan, tanaman, pupuk, air, hingga pestisida. Dengan menggunakan bantuan teknologi, seperti GPS, drone, sensor tanah, dan citra satelit pengelolaan lahan menjadi lebih modern.

Bagaimana Konsep dan Prinsip Precision Agriculture?

Setelah mengetahui definisinya, petani sawit bisa melanjutkan untuk mempelajari dasar-dasar precision agriculture ini. Setidaknya terdapat 3 dasar yang menjadi acuan dari konsep pertanian presisi, yaitu:

1. Adopsi Teknologi

Selain mengutamakan keamanan pangan, konsep pertanian presisi juga berfokus pada pengolahan lahan secara spesifik dan presisi. Adopsi teknologi menjadi kunci dalam penerapan konsep pertanian ini.

2. Penggabungan Teknologi Berorientasi Aplikasi

Konsep dan teknik pertanian presisi sangat menekankan penggabungan berbagai teknologi yang saling terintegrasi dan berorientasi pada aplikasi praktis di lapangan. Data yang dikumpulkan dari berbagai perangkat aka diolah menjadi tindakan nyata.

3. Memaksimalkan Sumber Daya dan Meminimalisir Limbah

Dasar yang ketiga yakni memaksimalkan sumber daya dan meminimalisir adanya limbah. Misalnya ketika petani ingin mengetahui jumlah air, pupuk, dan pestisida untuk kebun sawit miliknya. Dengan bantuan teknologi, informasi mengenai hal tersebut akan terjawab.

Pemetaan berbasis GPS memungkinkan petani mengetahui seberapa banyak, kapan, dan dimana air, pupuk, dan pestisida dibutuhkan secara tepat. Dengan begitu limbah sisa yang ada juga ikut terminimalisir.

Bagaimana Contoh Penerapan Pertanian Presisi di Perkebunan Kelapa Sawit?

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat juga berdampak pada sistem perkebunan sawit. Apabila menerapkan sistem pertanian presisi ini di perkebun sawit, petani sawit dapat merasakan sejumlah perubahan. Berikut penjelasannya:

1. Penentuan Posisi dan Pemetaan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit

Contoh penerapan pertanian presisi di perkebunan kelapa sawit dapat terlihat melalui penggunaan teknologi GPS dan drone untuk melakukan penentuan posisi serta pemetaan lahan secara akurat. Teknologi yang ada akan memetakan titik perkebunan secara digital.

Pemetaan ini memungkinkan petani sawit untuk memahami karakteristik lahan secara rinci. Dengan begitu, petani menjadi lebih mudah menghitung estimasi jumlah panen sawit di masa mendatang.

2. Mengestimasi Umur Tanaman

Terdapat beberapa keuntungan precision agriculture bagi pengolahan sawit, termasuk menghitung estimasi umur tanaman. Dengan konsep pertanian ini, dapat memetakan umur tanaman secara digital. Mulai tanaman muda, remaja, dan tua.

3. Mendeteksi Serangan Hama dan Penyakit

Sistem deteksi hama pada pertanian presisi umumnya memakai rone, kamera multispektral, dan sistem pemantauan berbasis sensor. Teknologi tersebut memungkinkan pemantauan kondisi tanaman sawit secara menyeluruh dan real time.

Khususnya ketika kondisi tanaman memerlukan pengendali hayati CHIPS dengan formula yang efisien. Dengan deteksi dini, tindakan pengendalian akan berlangsung lebih cepat. Penyebaran hama dan penyakit juga lebih minim.

4. Mengestimasi Produksi Tanaman Kelapa Sawit

Keberadaan teknologi yang berguna sebagai pemantauan hasil panen dalam precision agriculture memungkinkan petani memantau pertumbuhan tanaman secara berkala. Data yang tersedia menunjukkan jumlah tandan buah segar dan tingkat kematangan dengan rinci.

5. Perawatan Tanaman dan Mekanisasi di Perkebunan Kelapa Sawit

Penerapan pertanian presisi dalam perawatan tanaman dan mekanisasi di perkebunan kelapa sawit melibatkan integrasi berbagai teknologi. Bantuan teknologi turut mendukung aktivitas agronomis seperti pemupukan, pemangkasan, dan panen.

Potensi dan Tantangan Penerapan Pertanian Presisi pada Perkebunan Kelapa Sawit

Sebagai konsep baru, precision agriculture dan keberlanjutan tentu memiliki sejumlah potensi dan tantangan. Berikut penjelasan detail yang membahas mengenai potensi dan tantangan dari pertanian presisi.

1. Potensi

Potensi penerapan pertanian presisi pada perkebunan kelapa sawit tergolong besar. Komoditas kelapa sawit memerlukan pengelolaan yang intensif. Dengan menggunakan teknologi, pengelola perkebunan dapat lebih optimal.

Mulai dari pemetaan lahan, penjadwalan pemupukan, pemantauan kesehatan tanaman, hingga estimasi panen. Teknologi ini juga mempercepat pengambilan keputusan berbasis data sehingga manajemen kebun lebih responsif terhadap perubahan iklim atau serangan hama.

2. Tantangan

Manfaat precision agriculture yang cukup besar juga menghadirkan sejumlah tantangan. Utamanya yang berkaitan dengan penggunaan teknologi dan kemampuan sumber daya. Penerapan sistem pertanian ini juga memerlukan biaya yang besar.

– Pengetahuan yang Terbatas

Konsep pertanian cerdas ini memiliki tantangan utama dalam hal pengetahuan. Di kalangan petani dan pengelola kebun banyak yang belum familiar dengan penggunaan teknologi canggih.

– Sistem PF yang Tidak Fleksibel

Salah satu tantangan dalam penerapan pertanian presisi pada perkebunan sawit adalah sistem perencanaan dan pengelolaan pertanian presisi yang tidak fleksibel. Banyak kebun masih menggunakan sistem manajemen yang kaku dan terpusat sehingga sulit melakukan adaptasi.

– Resistensi atau Penolakan dari Sebagian Pekerja

Banyak pekerja yang sudah terbiasa dengan metode konvensional dan merasa khawatir dengan keberadaan teknologi modern. Misalnya saja cara menanam kelapa sawit yang nantinya akan mengalami perubahan.

Perubahan ini membuat pekerja merasa bahwa teknologi akan menggantikan perannya. Ketika pekerja tidak ikut aktif dalam proses penerapan teknologi, muncul kecenderungan rasa terasingkan.

– Infrastruktur

Keterbatasan infrastruktur pendukung juga menjadi salah satu tantangan dalam menerapkan sistem pertanian presisi. Terlebih ketika lokasi kebun sawit berada di wilayah terpencil yang jauh dari akses internet.

– Biaya yang Mahal

Untuk menerapkan sistem pertanian presisi, petani sawit memerlukan biaya investasi yang mahal. Penggunaan teknologi dan perangkat lunak membutuhkan modal awal yang cukup besar.

Ada Pertanyaan?

Precision agriculture bisa menjadi yang menjanjikan untuk pengelolaan kebun sawit. Di tengah tantangan pertanian dan perkebunan yang semakin bervariasi, sistem pertanian presisi mengajak petani untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

 

Jika Anda ingin memulai bisnis kelapa sawit atau memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit,  dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.

FAQ
Apa Kerugian dari Sistem Pertanian Presisi?

Pertanian presisi bergantung pada konektivitas internet dan pasokan listrik yang stabil. Di wilayah terpencil, keterbatasan tersebut dapat menghambat penerapan teknologi secara menyeluruh.

Meski menawarkan sejumlah keuntungan, sistem pertanian presisi tetap memiliki kekurangan. Pengadaan teknologi untuk perkebunan sawit memerlukan biaya yang besar sehingga membebankan petani.

Apa Saja Teknologi yang Digunakan dalam Pertanian Presisi?

Ada beberapa teknologi yang terpakai dalam penerapan pertanian presisi. Meliputi sensor tanah, drone, GPS, sistem internet of things, aplikasi analitik, hingga perangkat lunak. Seluruh teknologi ini punya kegunaan masing-masing.

Apa yang Dimaksud Pertanian Cerdas dan Presisi?

Pertanian cerdas dan presisi (precision agriculture) adalah sistem pertanian yang memanfaatkan teknologi digital dan data. Nantinya, teknologi akan berguna untuk mengelola lahan pertanian atau perkebunan secara lebih efisien dan tepat.(SD)(NR)