Perbedaan Basal Stem Rot (BSR) dengan Upper Stem Rot (USR) pada Kelapa Sawit

BSRdanUSR-sawit

Sawit Notif – Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman perkebunan yang memiliki peran penting sebagai sumber utama minyak nabati dunia. Salah satu tantangan dalam budidaya kelapa sawit adalah penyakit yang menyerang batang, seperti Basal Stem Rot (BSR) dan Upper Stem Rot (USR). Kedua penyakit ini disebabkan oleh jamur dari genus Ganoderma dan sering menimbulkan kerugian ekonomi signifikan. Namun, terdapat perbedaan dalam gejala, lokasi serangan, dan dampaknya pada tanaman.

 

1. Basal Stem Rot (BSR)

Penyebab:

Penyakit Basal Stem Rot disebabkan oleh jamur Ganoderma. Penyakit ini adalah salah satu yang paling merusak bagi kelapa sawit.

Lokasi Serangan:

Serangan ini terjadi pada bagian bawah batang kelapa sawit (pangkal batang) dan akar.

Penyakit ini dimulai dari akar pohon dan menjalar ke pangkal batang kelapa sawit.

Gejala:

Daun kelapa sawit menguning dan layu secara bertahap, dimulai dari daun tua ke daun muda.

Munculnya tubuh buah jamur (fruiting body) berbentuk kipas pada pangkal batang.

Jaringan di bagian pangkal batang membusuk dan menjadi rapuh.

Akar tanaman mengalami nekrosis sehingga kemampuan tanaman menyerap nutrisi menurun drastis.

Dampak:

Tanaman yang terinfeksi Basal Stem Rot ini akan mengalami penurunan produksi buah kelapa sawit hingga akhirnya perlahan mati.

Penyakit ini sering menyebabkan kerugian pada tanaman muda maupun tanaman dewasa.

 

2. Upper Stem Rot (USR)

Penyebab:

Penyakit Upper Stem Rot disebabkan oleh jamur Ganoderma, tetapi lokasi serangan yang berbeda dibandingkan Basal Stem Rot.

Lokasi Serangan:

Serangan terjadi pada bagian atas batang (batang tengah hingga pucuk).

Jamur menyerang melalui luka pada batang atau percabangan.

Gejala:

Daun pada mahkota tanaman mengering dan menjadi cokelat lebih cepat dibandingkan dengan gejala Basal Stem Rot.

Jamur tumbuh pada bagian tengah atau atas batang kelapa sawit.

Batang di area yang terinfeksi menjadi rapuh, sering menyebabkan batang patah atau roboh.

Dampak:

Serangan Upper Stem Rot sering ditemukan pada tanaman yang lebih tua.

Dampak yang ditimbulkan sama dengan Basal Stem Rot,

 

Perbedaan Basal Stem Rot  dengan Upper Stem Rot

Pencegahan dan Pengendalian

1. Pencegahan:

Gunakan bibit kelapa sawit yang kauat terhadap serangan Ganoderma.

Lakukan sanitasi lahan, termasuk menghilangkan tunggul dan sisa-sisa akar tanaman sebelumnya.

Hindari melukai batang, akar, atau jaringan tanaman.

Terapkan rotasi tanaman untuk mengurangi populasi jamur di tanah.

2. Pengendalian:

Aplikasi fungisida sebagai agen hayati untuk menekan pertumbuhan Ganoderma di batang kelapa sawit agar tidak meluas.

Jika ada pohon yang terinfeksi Ganoderma tingkat akut sebagiknya karantina tanaman tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit pada batang kelapa sawit lainnya.

Pemantauan rutin terhadap gejala awal untuk deteksi dini.

3. Perbaikan Manajemen Tanaman:

Tingkatkan kualitas tanah dengan pemupukan organik untuk mendukung imunitas tanaman.

Pastikan sistem drainase yang baik untuk mencegah akumulasi kelembapan di area perakaran.

 

Kesimpulan :

Baik Basal Stem Rot maupun Upper Stem Rot adalah penyakit serius pada kelapa sawit yang memerlukan perhatian khusus. Perbedaan lokasi serangan dan gejala klinis harus dipahami agar tindakan pengendalian dapat dilakukan dengan tepat waktu. Dengan penerapan praktik budidaya yang baik dan manajemen terpadu, risiko penyakit ini dapat diminimalkan, sehingga produktivitas kelapa sawit dapat tetap optimal.  (DK)(AD)(SD)(NR).