Sawit Notif – Kandungan gizi di dalam minyak sawit sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Tak hanya minyak goreng, minyak sawit dapat bermanfaat bagi suplemen dan industri farmasi .
Kandungan dalam minyak kelapa sawit memiliki khasiat bagi tubuh, seperti antioksidan tinggi, lemak , dan polifenol. Lemak di sini berfungsi sebagai penyerapan vitamin A, D, E, dan K. Berbeda dengan lemak jenuh, kandungan lemak tak jenuh dalam kelapa sawit juga menghindarkan dari risiko terserang kanker.
Dilansir dari sawitindonesia.com, Ketua Tim Kerja Standar Kecukupan Gizi dan Mutu Pelayanan Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Mahmud Fauzi menjelaskan bahwa saat ini Indonesia juga masih harus menghadapi fenomena Triple Burden of Malfunction, yang terdiri dari kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan defisiensi mikro nutrien.
“Ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia bukan hanya kekurangan gizi saja, namun juga masalah kelebihan gizi,” kata Fauzi saat menjadi narasumber dalam sesi Pengolahan, Pangan Dan Kesehatan yang bertemakan Food and Health Ingridients and its Safety di Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024 pada 4 Oktober 2024.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Vaksin dan Obat – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Eng. Asep Bayu mengembangkan riset super vitamin E yang kaya akan tokotrienol sebagai imun oterapi untuk kanker. Saat ini, produk samping asam lemak dari minyak sawit, atau yang disebut Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) digunakan untuk sabun dan biodiesel.
“Pada hal kandungan tokotrienol tertinggi dibandingkan distilat asam lemak minyak nabati lainnya. Tokotrienol memiliki nilai ekonomi sangat tinggi karena aktivitas biologisnya dua kali lipat lebih baik dibandingkan tokoferol,” jelas Asep.
Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN Indra Saptiama, M.Sc, menjelaskan pencitraan paru sebagai salah satu pencitraan ventilasi menggunakan nano aerosol karbon bertanda 99 mTc yang dihasilkan dari generator komersial.
Menurut dia, penggunaan limbah kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan aerosol karbon subsititusi akan memberi nilai tambah secara komersial. Dari tahapan riset yang dilakukan, mulai dari pembuatan nano partikel sawit, kemudian melakukan formulasi serbuk pembawa nano partikel karbon dan penandaan Tc-99m pada nano partikel karbon.
Peneliti PPKS, Dr. Frisda Rimbun Panjaitan Riset menjelaskan fokus risetnya kepada minyak inti sawit merah (RKO) yang tinggi oleat dan rendah palmitat (HOLP-RPSO). Sedangkan HOLP-RPSO mengandung fitonutrien yang tinggi. Adapun PKO kaya akan asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acid, MCFA).
Penelitian ini merumuskan empat RKO dengan rasio HOLP-RPSO dan PKO yang bervariasi menjadi RKO-A, RKO-B, RKO-C, dan RKO-D. Riset bertujuan mengetahui potensi antibakteri dari masing-masing RKO dan komposisi fitonutriennya sehingga memberikan pemahaman yang lebih baik untuk penelitian makanan dan farmasi di masa depan.
Pencampuran kedua bahan baku ini menjadikan RKO punya kandungan fitonutrien (karoten, vitamin E dan skualena) tinggiakan MCFA yang diketahui memiliki kemampuan antibakteri yang baik. Hal inilah yang menjadikan RKO sebagai salah satu turunan sawit yang berpotensi dimanfaatkan sebagai suplemen makanan dan kebutuhan industri farmasi.(DK)(AD)