Sawit Notif – Fotosintesis adalah proses yang dilakukan tumbuhan untuk menghasilkan makanan dan oksigen dengan bantuan cahaya matahari. Fotosintesis kelapa sawit sangat penting demi kelangsungan hidupnya. Asimilasi atau fotosintesis pada sawit akan menghasilkan oksigen dan glukosa yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi hingga bahan baku pembuatan makanan.
Proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik ketika tumbuhan sawit dalam kondisi sehat. Sebaliknya, fotosintesis juga bisa terganggu ketika sawit dalam kondisi sakit, misalnya terkena penyakit karat atau bercak daun.
Proses Fotosintesis Kelapa Sawit
Bagaimana cara pohon menyerap karbon? Pohon sawit mampu menyerap karbon di udara melalui proses fotosintesis. Proses fotosintesis dapat berjalan dengan lancar ketika sawit dalam kondisi sehat.
Jika dibandingkan dengan tanaman sawit yang sakit, maka tentu saja sawit sehat memiliki laju fotosintesis yang lebih tinggi. Hal ini karena, proses fotosintesis tanaman sawit sehat tidak terganggu dengan adanya penyakit.
Laju fotosintesis pada tanaman kelapa sawit termasuk tinggi terutama ketika sawit juga mendapatkan intensitas penyinaran yang tinggi. Metode PAM (Pulse Amplitudo Modulation) dapat dimanfaatkan untuk mengetahui besarnya laju fotosintesis sawit.
Pada tanaman sawit remaja usia 1-2 tahun, laju evolusi oksigen fotosintetik 89,21 mol O2 mg Chl A-1 h-1 dengan kandungan klorofil 242,8 mg/m2. Selain itu, kelapa sawit remaja memiliki efisiensi fotosintesis 0,204 berdasarkan luas permukaan daun.
Sementara itu, tanaman sawit dewasa berumur lebih dari 5 tahun memiliki laju evolusi oksigen fotosintetik 305,2 mol O2 mg Chl A-1 h-1 dengan kandungan klorofil 474 mg/m2. Selain itu, kelapa sawit remaja memiliki efisiensi fotosintesis 0,27 berdasarkan luas permukaan daun.
Berdasarkan data tersebut, terdapat perbedaan besarnya laju fotosintesis kelapa sawit remaja dan dewasa. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya absorbansi cahaya yang berbeda.
Tanaman kelapa sawit remaja memiliki daun yang lebih tipis dibandingkan daun sawit dewasa. Kondisi tersebut membuat penyerapan atau absorbansi cahaya lebih rendah atau sedikit.
Sementara itu, daun tanaman sawit dewasa lebih tebal dan membuatnya lebih banyak menyerap cahaya untuk fotosintesis. Oleh karena itu, laju fotosintesis sawit muda atau remaja cenderung lebih cepat dibandingkan tanaman sawit yang sudah tua.
Fotosintesis pada Tanaman Sawit dengan Karat Daun
Tanaman kelapa sawit tidak selalu dalam kondisi sehat dan dapat terserang berbagai jenis penyakit termasuk penyakit karat daun. Penyakit ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan gangguan proses fotosintesis tanaman. Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Penyakit Karat Daun Sawit dan Penyebabnya
Daun kelapa sawit kuning dan kering menjadi salah satu tanya tanaman sawit tidak sehat. Ciri-ciri tersebut juga bisa menjadi salah satu gejala dari penyakit karat daun sawit.
Nah, daun sawit berkarat apa penyebabnya? Penyebab bercak daun menyerupai karat pada tanaman sawit adalah serangan alga Cephaleuros virescens. Serangan alga pengganggu tersebut dapat menyebabkan kerusakan ringan, sedang, hingga parah pada tanaman sawit.
Semakin besar kerusakan yang disebabkan serangan alga Cephaleuros virescens, maka semakin besar juga kerugian yang akan dialami tanaman sawit. Tanaman sawit akan mengalami gangguan fotosintesis, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
Selain itu, semakin parah serangan alga Cephaleuros virescens, maka semakin lambat pula laju fotosintesis pada tanaman sawit.
Dampak lebih parahnya lagi, serangan alga ini dapat membuat produktivitas sawit mengalami penurunan produktivitas.
2. Fotosintesis Kelapa Sawit dengan Karat Daun
Fotosintesis kelapa sawit yang terserang penyakit karat daun tentu saja akan mengalami gangguan. Hal ini karena luas permukaan daun yang efektif untuk melakukan fotosintesis berkurang.
Kondisi tersebut membuat Cephaleuros virescens pada daun sawit akan menutupi stomata pada helaian daun bagian atas. Selain itu, bagian helaian daun bawah juga bisa diserang alga ini meskipun intensitasnya lebih rendah dibanding helaian daun bagian atas.
Semakin banyak stomata yang tidak aktif atau tertutupi baik di bagian atas maupun bawah helaian daun sawit, maka akan membuat laju fotosintesis semakin lambat.
Penelitian ilmiah pernah dilakukan untuk meneliti laju fotosintesis pada tanaman sawit yang mengalami serangan alga Cephaleuros virescens. Penelitian ini dilakukan pada beberapa tingkat pelepah daun sawit paling bawah hingga atas.
Penyakit karat daun sebenarnya tidak terlalu besar mempengaruhi fotosintesis ketika serangan tersebut terjadi pada pelepah daun tua di bagian bawah. Hal ini karena pelepah daun tua sawit memang sudah lambat dalam melakukan fotosintesis.
Sebaliknya, Cephaleuros virescens yang menyerang pelepah daun muda di bagian atas akan sangat mengganggu fotosintesis kelapa sawit secara keseluruhan.
Titik kritis serangan Cephaleuros virescens dimulai dari daun ke-17 ke atas yang menurunkan laju fotosintesis sawit. Sementara itu, daun ke-9 penurunan laju fotosintesis antara intensitas penyakit ringan ke berat sebesar 42.48%.
Hubungan Fotosintesis dan Musim Panen Kelapa Sawit
-
Cahaya Matahari
Kelapa sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup untuk melakukan fotosintesis secara optimal. Pada musim hujan, intensitas cahaya yang menurun akibat mendung atau hujan berkepanjangan dapat mengurangi laju fotosintesis. Hal ini dapat memengaruhi pembentukan buah, sehingga panen pada musim berikutnya mungkin sedikit menurun.
-
Air dan Ketersediaan Nutrisi
Air yang cukup mendukung proses fotosintesis dan transportasi nutrisi dalam tanaman. Pada musim hujan, ketersediaan air cenderung mencukupi, tetapi genangan atau banjir dapat menghambat penyerapan nutrisi. Sebaliknya, musim kemarau yang terlalu panjang dapat menyebabkan defisit air, menurunkan laju fotosintesis, dan pada akhirnya memengaruhi produksi buah.
-
Siklus Pembentukan Buah
Fotosintesis memengaruhi pembentukan bunga dan buah, yang membutuhkan waktu sekitar 5-6 bulan dari penyerbukan hingga matang. Hasil panen di suatu musim dipengaruhi oleh kondisi fotosintesis pada bulan-bulan sebelumnya. Jika kondisi lingkungan mendukung fotosintesis optimal (cukup cahaya, air, dan nutrisi), maka panen cenderung lebih melimpah.
-
Faktor Musiman dan Produksi
Pada musim dengan curah hujan tinggi, meskipun fotosintesis bisa menurun, kelembapan yang cukup dapat mendukung pembentukan buah yang lebih besar. Namun, dalam musim kemarau, meski ada lebih banyak sinar matahari untuk fotosintesis, kekurangan air dapat menyebabkan buah lebih kecil atau bahkan gugur sebelum matang.
Cara Pencegahan Penyakit Karat Daun pada Sawit
Cara mengatasi karat daun pada sawit memang dapat dilakukan dengan beberapa tindakan, seperti menggunakan pestisida. Namun, biaya dan tenaga yang dikeluarkan untuk mengatasi penyakit karat daun tersebut tentu lebih besar.
Jadi, sebaiknya melakukan tindakan pencegahan penyakit karat daun kelapa sawit lebih baik dilakukan. Tindakan ini juga dilakukan sebagai salah satu upaya membuat fotosintesis kelapa sawit tetap berjalan dengan baik tanpa gangguan.
Pengelola perkebunan kelapa sawit dapat melakukan pemupukan secara berkala sebagai upaya pencegahan penyakit karat daun. Namun, pastikan untuk menggunakan pupuk MOAF dari PKT agar upaya pencegahan penyakit daun sawit tersebut lebih efektif dan efisien.
Pupuk MOAF dari PKT memang memiliki kandungan khusus yang tidak hanya membuat tanaman sawit bebas dari penyakit karat daun atau penyakit lainnya. Kandungan pupuk MOAF tersebut juga dapat berperan dalam meningkatkan produktivitas tanaman sawit.
FAQ
Apa Hasil dari Fotosintesis?
Proses fotosintesis pada tanaman kelapa sawit akan menghasilkan oksigen yang bermanfaat dalam menciptakan udara bersih. Selain itu, fotosintesis pada tanaman ini juga akan menghasilkan glukosa yang berperan sebagai sumber energi pembentukan cadangan makanan.
Apakah Pohon Sawit Bisa Menghasilkan Oksigen?
Tentu saja! Hasil dari fotosintesis oleh tanaman sawit adalah glukosa dan oksigen. Oksigen yang dihasilkan kelapa sawit tersebut akan dapat membantu menciptakan udara yang lebih bersih dan dimanfaatkan makhluk hidup lainnya untuk bernapas serta bertahan hidup.
Apakah Pohon Sawit Bisa Menyerap Karbon?
Tanaman kelapa sawit sama seperti tumbuhan lainnya yang mampu menyerap karbondioksida. Nantinya, karbondioksida yang diserap sawit akan menjadi salah satu bahan baku utama fotosintesis yang menghasilkan oksigen.
Daun Sawit Berkarat Apa Penyebabnya?
Penyakit karat daun kelapa sawit disebabkan oleh adanya serangan alga Cephaleuros virescens. Penyakit ini sangat berbahaya karena mengganggu fotosintesis tanaman, sehingga sebaiknya dicegah dengan konsisten memberikan pupuk MOAF pada tanaman sawit.(DK)(AD)
Kesimpulan :
Fotosintesis kelapa sawit akan terganggu bahkan mengalami penurunan ketika tanaman sakit terserang penyakit karat daun. Semakin parah serangan penyakit karat daun, maka laju fotosintesis juga akan semakin lambat.
Bagi perusahaan yang ingin memulai bisnis kelapa sawit atau memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.